BeritaPertanianRegional

Bulog Sebut Stok Beras di Banyumas Mencukupi Selama Musim Kemarau

BIMATA.ID, Banyumas – Pimpinan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Banyumas Rasiwan memastikan stok beras di gudang Bulog setempat masih mencukupi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, Jawa Tengah, selama musim kemarau.

“Stok beras masih aman di posisi 8.000-an ton,” kata Rasiwan, dikutip dari antaranews, Jumat (21/07/2023).

Sementara itu, untuk realisasi penyerapan atau pembelian beras dan gabah dari petani hingga saat ini telah mencapai kisaran 23.000 ton setara beras dari target pengadaan pangan tahun 2023 yang sebesar 31.000 ton setara beras.

Baca Juga : Pengamat: Ganjar Tak Meyakinkan, Sejumlah Elite PDIP Nyebrang ke Prabowo

Oleh karena itu, dirinya mengaku, optimistis target pengadaan pangan tersebut dapat tercapai karena masa panen musim tanam kedua akan segera berlangsung meskipun luasan panennya tidak sebesar musim tanam pertama.

“Kemarin kami juga sudah melakukan evaluasi terhadap kinerja semester I dengan mengundang mitra kerja yang ada di wilayah Banyumas, juga untuk persiapan penyerapan di masa panen kedua yang puncaknya akan berlangsung pada akhir Juli hingga September,” ungkapnya.

Dari hasil evaluasi tersebut, jelasnya, diketahui bahwa harga gabah dan beras di tingkat petani saat sekarang masih berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP) karena luasan panennya masih sedikit.

Simak Juga : Prabowo Bangun Akademi Sepakbola di Bekasi, Khusus Persija Gratis

Dalam hal ini, lanjutnya, harga gabah kering panen di tingkat petani saat sekarang masih mencapai Rp 5.500 per kilogram atau di atas HPP yang sebesar Rp 5.000/kg, harga gabah kering giling mencapai Rp 6.500/kg atau di atas HPP yang sebesar Rp 6.300/kg, dan harga beras mencapai Rp10.200/kg atau di atas HPP yang sebesar Rp 9.950/kg.

“Mudah-mudahan memasuki akhir bulan Juli dan awal Agustus, luasan panen bertambah banyak, semoga harganya bisa turun, sehingga kegiatan penyerapan untuk pengadaan pangan bisa dilakukan secara maksimal,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rasiwan mengakui luas panen musim tanam kedua tidak seluas panen musim tanam pertama karena adanya sejumlah faktor di antaranya cuaca dan karakter lahan terutama sawah tadah hujan atau non irigasi teknis.

Sementara dari sisi kualitas, kata dia, gabah hasil panen musim kedua relatif lebih bagus dari musim tanam pertama karena cuaca mendukung, curah hujan sedikit, sehingga proses panen dan pasca panennya mendukung peningkatan kualitas.

“Cuma dari sisi harga, ini yang jadi tantangan karena jumlah panennya lebih sedikit, kemudian kualitasnya bagus, itu yang membuat harganya kadang-kadang sulit untuk turun,” jelasnya.

Disinggung mengenai kemungkinan adanya area tanaman padi di wilayah eks Karesidenan Banyumas yang terancam puso akibat kekeringan.

Lihat Juga : Rocky Gerung: Jokowi Semakin Jelas Dukung Prabowo

Dia mengatakan, berdasarkan pantauan Bulog Banyumas maupun informasi dari Dinas Pertanian dan mitra kerja, hingga saat ini belum ada wilayah yang mengalami kekeringan ekstrem yang berdampak terhadap tanaman padi.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close