BeritaEkonomiNasionalPeristiwaRegionalTravelUmum

Pemerintah Siap Suntik Rp9,3 T untuk INKA Produksi KRL

BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menyebut pemerintah bakal mengucurkan Rp9,3 triliun kepada PT Industri Kereta Api (INKA) untuk memproduksi kereta rel listrik (KRL) atau commuterline.

“Nanti kami bangun yang baru di Indonesia. Kami akan mengeluarkan dana kira-kira Rp9,3 triliun dan semuanya akan dikerjakan di INKA, jadi INKA Banyuwangi maupun Madiun,” kata Luhut di Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Halim, Jakarta Timur, Kamis (22/6).

BACA JUGA: Prabowo Kenakan Jaket Berlogo Angka 08 Saat Nobar di GBK, Netizen: Kode Presiden RI ke-8

Sembari menunggu KRL produksi INKA rampung, Luhut mengungkapkan RI bakal membeli 3 trainset KRL baru. Ia menegaskan pilihan ini diambil sebagai solusi atas kepadatan penumpang KRL di Tanah Air, serta beberapa armada yang sudah harus dipensiunkan.

Luhut menegaskan impor KRL bekas dari Jepang tidak akan dipilih. Alasannya, mendatangkan barang bekas itu berpotensi melanggar tiga aturan sekaligus, yakni peraturan presiden (perpres), peraturan Kementerian Perindustrian, dan peraturan Kementerian Perhubungan.

“Kami akan mengimpor tiga saja (trainset KRL) yang baru untuk menutupi, tapi itu butuh waktu 1-2 tahun. Jadi kritisnya hanya 2 tahun ke depan sampai 2025,” tegas Luhut.

BACA JUGA: IKSPI Kera Sakti: Prabowo Selalu Rangkul Semua Insan Perguruan Pencak Silat

Di lain sisi, soal penyehatan keuangan INKA sempat disinggung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Saat itu Erick menyebut INKA bisa memperoleh tambahan modal Rp3 triliun dari negara.

Erick mengatakan usulan ini sudah dibahas di level pemerintah saat rapat dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

BACA JUGA: Prabowo Hadiri Paris Air Show 2023, Pameran Kedirgantaraan Terbesar di Dunia

“Penyehatan daripada INKA membutuhkan tambahan Rp3 triliun sehingga terjadi equilibrium antara produksi gerbong dengan peningkatan dari jumlah kebutuhan kereta api sendiri,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (5/6).

 

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close