BeritaInternasional

Gara-gara Kasus Bakar Al Quran, Swedia Terancam Kehilangan Sekutunya

BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom memilih untuk bungkam terkait insiden pembakaran Al Quran baru-baru ini di luar Kedutaan Besar Turki di Stokholm, akhir pekan lalu.

Ia yang belum lama ini hadir dalam pertemuan Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen Eropa di Brussels pada Selasa (24/1/2023) lalu nampak ‘canggung’ dan menghindari menjawab pertanyaan dari perwakilan Hongaria tentang pembakaran salinan Quran oleh seorang politikus ekstremis Swedia-Denmark, Rasmus Paludan.

Untuk diketahui, media Anadolu melaporkan, Paludan berani membakar Al Quran dengan perlindungan polisi dan izin dari pemerintah Swedia.

Baca juga : Warga Pisangan Timur, Jakarta Timur Sambut Kedatangan Anak Buah Prabowo

Salah seorang anggota parlemen independen Hongaria, Marton Gyongyosi, mempertanyakan sikap Swedia terkait mempercepat proses keanggotaannya di aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di tengah protes berupa pembakaran Al Quran–yang menargetkan Turki dan presidennya.

Insiden itu diikuti oleh seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, Edwin Wagensveld, yang merobek halaman-halaman dari salinan Al Quran di Den Haag, hanya berselang sehari setelah pembakaran Quran di Stockholm.

Selengkapnya : Didampingi Gibran, Prabowo Kunjungi Pura Mangkunegaran

Video Wagensveld di Twitter menunjukkan bahwa dia membakar halaman-halaman kitab suci yang dirobek itu di dalam panci.

Gyongyosi mencatat bahwa kedua insiden itu berdampak negatif pada sikap Turki yang telah meminta ratifikasi permohonan Swedia dan Finlandia untuk bergabung ke NATO. Turki adalah sekutu NATO selama lebih dari tujuh dekade.

Sebelumnya baca juga : Didampingi Gibran, Prabowo Kunjungi Pura Mangkunegaran

Namun, Billstrom hanya bungkam dan tidak menjawab pertanyaan Gyongyosi.

Setelah sesi dengan Parlemen Eropa tersebut, Billstrom menjawab pertanyaan wartawan Swedia tetapi mengabaikan pertanyaan dari Anadolu, meskipun dengan jelas ia mendengar pertanyaan terkait.

Kepada awak media Swedia, ia menutukan, Stockholm berkomunikasi dengan Helsinki untuk lebih memahami pernyataan terbaru Turki tentang masalah tersebut.

Artikel terkait : Dalam Kunjungan Kerja ke Solo : Prabowo Ungkap Nilai Sejarah Pura Mangkunegaraan

Billstrom juga menggarisbawahi bahwa Stockholm akan mematuhi memorandum yang ditandatanganinya pada Juni 2022 dengan Turki dan Finlandia.

Swedia dan Finlandia berjanji untuk melakukan langkah-langkah melawan teroris agar bisa diterima menjadi anggota NATO.

Terkait pernyataan baru-baru ini dari Helsinki bahwa pihaknya dapat mempertimbangkan untuk mengajukan permohonan keanggotaan NATO tanpa Swedia, Billstrom menyebutkan bahwa mitranya dari Finlandia mengatakan kepadanya bahwa hal itu tidak akan terjadi.

Simak juga : Prabowo Subianto : Kesehatan Masyarakat Selalu Jadi Perhatian Khusus Gerindra

Usai menyadari negosiasi sedang sulit saat ini, Billstrom mengatakan bahwa Swedia dan Finlandia akan bersama-sama mengevaluasi kembali masalah itu dan mengambil tindakan untuk kelanjutan memorandum tersebut.

Pada Senin (23/1/2023) lalu, Billstrom menegaskan kembali bahwa pemerintahnya tidak mendukung pembakaran kitab suci Islam. Namun, pemerintah negara itu juga menyinggung perihal kebebasan berekspresi.

“Pemerintah Swedia sangat jelas bahwa kami memiliki kebebasan berekspresi di Swedia, tetapi kami juga telah menegaskan bahwa kami tidak memihak orang-orang yang telah melakukan ini,” kata Billstrom menjelang pertemuan menlu Uni Eropa di Brussel.

 

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close