BeritaEkonomiEnergiNasionalPolitik

Mulyanto Usulkan Pemerintah Ubah Skema Bantuan BBM Pertalite Dari Dikompensasi Jadi Disubsidi

BIMATA.ID, Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Mulyanto memberikan usul kepada pemerintah untuk mengubah skema bantuan pengadaan BBM jenis pertalite kepada masyarakat dari kompensasi menjadi subsidi. Sebab menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan agar ada kejelasan besaran volume BBM jenis pertalite yang dapat disalurkan.

Hal ini disampaikan Mulyanto pada media Parlemen melalui keterangan tertulisnya, Rabu (21/06/2023).

“Sistem kompensasi seperti sekarang terkesan kurang transparan karena kuota volume Pertalite ditetapkan sepihak oleh Pemerintah tanpa sepengetahuan dan persetujuan DPR. Sehingga pengawasan DPR menjadi tidak akurat. Lalu di ujung tahun tiba-tiba operator, dalam hal ini Pertamina, melaporkan kekurangan kuota pertalite termasuk juga solar. Berbeda dengan BBM jenis solar yang kuota volume subsidinya ditetapkan oleh DPR,” kata Mulyanto.

Baca Juga : Jokowi dan Prabowo Makan Siang Bersama di Istana Bogor, Pengamat: Jokowi Siapkan Tongkat Estafet Kepemimpinan ke Prabowo

Selain itu, terkait distribusinya, anggota Komisi VII DPR RI ini juga mendorong pemerintah segera merevisi Perpres No 191 Tahun 2014 tentang penyediaan, pendistribusian, dan harga jual eceran bahan bakar minyak.

Sehingga menjadi lebih tegas tentang siapa saja yang berhak menggunakan BBM bersubsidi ini. Dia menilai, pemerintah harus berani membuat aturan tersebut agar pemberian BBM subsidi ini tepat sasaran.

Simak Juga : Jokowi Mania di 60 Kabupaten Kota dari 13 Provinsi Deklarasikan Dukung Prabowo Presiden 2024

“Drafnya dari BPH Migas dan Kementerian ESDM sudah lama masuk ke pemerintah. Kami mendesak agar distribusi BBM ini semakin tepat sasaran. Namun faktanya revisi perpres distribusi BBM bersubsidi tersebut mandek. Sampai hari ini presiden belum juga menerbitkannya. Saya pesimis dapat diterbitkan di tahun politik sekarang ini,” imbuhnya.

Mulyanto menduga pemerintah tidak berani mengambil langkah tersebut, padahal sebelumnya sudah terbuka peluang untuk itu.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close