BeritaInternasional

Perang Ukraina Memanas, Pejabat AS Sebut China Pertimbangkan Kirim Senjata ke Rusia

BIMATA.ID, Jakarta- Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan memperingatkan potensi konsekuensi serius jika China mengirim senjata ke Rusia di tengah konflik Ukraina.

“Akan ada konsekuensi yang harus ditanggung China,” kata Sullivan dalam wawancara State of the Union CNN yang dikutip via reuters.

Sementara, dalam wawancara dengan ABC di program ‘The Week’, ia menyebut, China belum mengirimkan bantuan itu, tetapi juga belum mengesampingkan opsi tersebut.

Baca juga : Survei Indostrategi, Prabowo Unggul di Semua Kategori Dibanding Ganjar-Anies

“Pejabat AS telah memperingatkan pejabat China dalam forum tertutup tentang akibat yang akan ditanggung jika mengirimkan senjata ke Rusia,” kata Sullivan.

Meski demikian, ia enggan menjelaskan lebih jauh tentang pembicaraan tertutup itu. NATO dan AS berkali-kali telah memperingatkan China tentang hal itu dalam beberapa hari terakhir.

Selengkapnya baca juga : PAPERA Majalengka Sasar Pasar Raih Dukungan Pedagang untuk Prabowo 2024

Mereka meyakini, China tengah mempertimbangkan untuk memberikan peralatan mematikan kepada Rusia.

“Kami yakin bahwa pemimpin China sedang mempertimbangkan bantuan peralatan mematikan. Kami juga belum melihat keputusan final sudah dibuat (China), dan kami belum melihat bukti adanya pengiriman peralatan mematikan,” kata Direktur CIA William Burns dalam program “Face the Nation” di CBS, Minggu (26/2/2023).

Secara terpisah, anggota DPR AS dari Partai Republik Michael McCaul, yang mengetuai Komite Urusan Luar Negeri, mengatakan, intelijen AS menunjukkan bahwa drone termasuk di antara senjata mematikan yang dipertimbangkan China untuk dikirim ke Rusia.

Sebelumnya baca juga : Berjaya pada 2019, Muzani Minta Masyarakat Riau Kembali Dukung Prabowo 2024

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy di Kiev, Senin lalu dan menjanjikan bantuan baru bagi Ukraina senilai 500 juta dolar (sekitar Rp7,6 triliun).

Pekan lalu menandai satu tahun invasi Rusia di Ukraina yang disebut oleh Moskow sebagai “operasi militer khusus”.

Artikel terkait : Deklarasi DPC PAPERA Majalengka, Don Muzakir: Pasar Harus Jadi Lumbung Suara Pak Prabowo

AS sejauh ini telah menjadi pemasok bantuan militer terbesar ke Ukraina untuk membantu negara itu melawan pasukan Rusia yang peralatannya lebih baik.

Ukraina bersiap menghadapi serangan besar-besaran dari Rusia dalam waktu dekat.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close