Berita

Pay Later Membuat Industri dan Ekonomi Digital Indonesia Membaik

BIMATA.ID, Jakarta – Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) cepatnya pertumbuhan Industri Pay Later di Indonesia yang menjadi pendorong ekonomi digital hingga sampai saat ini dan sudah terbukti, angka pembiayaan pay later di industri multifinance mencapai Rp 4.2 triliun hingga September 2022, dan angka ini hampir menyentuh pencapaian pembiayaan pay later di tahun 2020 sebesar Rp 4.47 triliun.

“Angka ini kami dapatkan dari total pembiayaan yang telah diberikan kepada pengguna Atome dimana 70 persen dari mereka mayoritas berasal dari daerah Jawa dan Bali. Angka ini menjadi pendorong bagi kami untuk dapat memperluas layanan pay later agar bisa dinikmati oleh masyarakat yang lebih luas lagi,” ungkap Winardi Wijaya, General Manager Atome Indonesia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/01/2023).

Pihaknya menjelaskan, pada tahun 2022 Atome berhasil mencetak pertumbuhan transaksi hingga 360 kali,dengan penghasilan gross merchandise value (GMV) yang tercatat sebanyak 420 kali lebih banyak dibanding akhir tahun 2020.

Lanjutnya, Atome juga telah berhasil mencatat pertumbuhan pengguna sebesar 9,600%, dengan lebih dari 5 juta pengunduh aplikasi yang ada di Indonesia, ia juga menambahkan bahwa 54%  dari pengguna yang berasal dari Gen Z dan milenial dengan persentase pengguna wanita sebanyak 70%.

Mengenai hal itu, peningkatan ini juga diperkuat oleh banyaknya perusahaan pembiayaan yang menghadirkan layanan pay later sebagai opsi pembayaran dan salah satunya adalah melalui layanan Atome di Indonesia.(FAR)

Tulisan terkait

Bimata
Close