BeritaBisnisEkbisEkonomiInternasionalNasionalPeristiwaUMKMUmum

Upaya Kemenperin Genjot Kinerja Industri Furnitur dan Kerajinan Go Internasional

BIMATA.ID, Jakarta- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memacu kinerja industri furnitur dan kerajinan agar bisa lebih berdaya saing global, sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Keunggulan komparatif berbasis sumber daya alam yang dimiliki Indonesia menjadi modal memangkan persaingan di industri mebel, kerajinan, dan homedecor.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika lewat keterangannya diterima di Jakarta, Minggu (12/03/2023) menuturkan, produk Indonesia punya keunggulan yang kuat, dengan menghasilkan produk furnitur dan kerajinan yang unik dan berkualitas.

BACA JUGA: Sugiono: Kemenangan Prabowo dan Gerindra Dimulai dari Sulsel

“Corak dan desain dari produk-produknya pun beragam karena para pengrajin kita memiliki keterampilan yang kreatif, inovatif, dan tidak mudah disaingi negara lain,” ujarnya.

Putu menyampaikan hal itu pada pembukaan Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) 2023 di Yogyakarta. Kemenperin pun memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan JIFFINA yang tahun ini telah digelar untuk ketujuh kalinya. Kegiatan ini terbukti membawa efek positif terhadap pengembangan industri furnitur di Indonesia.

“Semoga pameran JIFFINA 2023 ini dapat berlangsung dengan sukses serta memberikan manfaat bagi perkembangan industri furnitur dan kerajinan nasional,” tutur Putu.

BACA JUGA: Sugiono: Kemenangan Prabowo dan Gerindra Dimulai dari Sulsel

Pada 2022, ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia mencapai US$3,5 miliar. Sebagai subsektor industri agro, industri furnitur memberikan kontribusi hingga 1,30% dengan nilai kinerja ekspornya sebesar US$2,5 miliar sepanjang tahun lalu. Pemerintah sendiri menargetkan ekspor dari industri furnitur tumbuh menembus US$5 miliar pada 2024.

Seperti diketahui, industri furnitur merupakan salah satu sektor padat karya dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 143 ribu orang dari 1.114 ribu perusahaan. Data terakhir pada Desember 2022 mencatatkan utilisasi industri furnitur berada di angka 74,16%.

BACA JUGA: Di Bali, Muzani Bicara Komitmen Prabowo Jaga Kebhinekaan NKRI

Putu menegaskan, pihaknya telah memiliki dua strategi agar kinerja industri furnitur nasional semakin berdaya saing global. Antara lain melalui pengoptimalan pasar domestik dan memperluas tujuan ekspor ke pasar nontradisional.

Menurut dia, strategi pertama dapat secara efektif dilakukan mengingat konsumen furnitur dalam negeri terutama untuk kelas menengah terus bertambah seiring membaiknya industri properti dan bisnis hospitality.

“Kemudian konsumsi belanja pemerintah melalui pemanfaatan produk ber-TKDN (Tingkat Komponen Dalam.Negeri) juga sedang gencar digalakkan oleh pemerintah,” jelasnya.

BACA JUGA: Muzani Optimis Prabowo Menang di Bali

Hal itu yang juga dapat menjadi kesempatan pelaku industri furnitur kita meningkatkan pasarnya di dalam negeri. Pemerintah juga memfasilitasi melalui penyelenggaraan business matching untuk mempertemukan para pelaku industri dengan para pengguna produk dalam negeri, seperti dari instansi pemerintah dan BUMN.

“Industri furnitur menjadi salah satu sektor andalan untuk mendukung kantor-kantor pemerintah dan sekolah,” paparnya.

BACA JUGA: Pembekalan 2 Ribu Babinsa di Samarinda, Prabowo Ungkap Inti Sishankamrata

Untuk strategi kedua, lanjut Putu, merupakan bentuk keniscayaan dikarenakan pasar tujuan ekspor tradisional saat ini masih terganggu akibat resesi.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close