Berita

DPKP Aceh Sebut Ribuan Hektare Sawah di Aceh Utara Terancam Kekeringan

BIMATA.ID, Banda Aceh – Pemerintah Daerah (Pemkab) melalui Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Aceh Utara, Erwandi, mengatakan ada sekitar 8.900 hektar persawahan terancam kekeringan.

“Ancaman kekeringan itu akibat pembangunan bendungan Krueng Pase tidak kunjung selesai dikerjakan. Bendungan Krueng Pase menjadi sumber air bagi ribuan hektare persawahan masyarakat,” katanya, Selasa (10/01/2023).

Pihaknya menjelaskan ribuan hektare persawahan itu terancam mengalami krisis air jika tidak turun hujan dalam waktu dekat ini, Ribuan hektare sawah tersebut tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Aceh Utara dan satu kecamatan di Kota Lhokseumawe.

“Ribuan hektare sawah terancam kekeringan tersebut di antara berada di Kecamatan Meurah Mulia, Kecamatan Matang Kuli, Kecamatan Tanah Luas, Kecamatan Tanah Pasir dan Kecamatan Syamtalira Aron,” ucapnya.

Selanjutnya Kecamatan Syamtalira Bayu, Kecamatan Samudera dan Kecamatan Nibong serta Kecamatan Blang Mangat di Kota Lhokseumawe, kata Erwandi menyebutkan.

“Ribuan hektare persawahan di sembilan kecamatan tersebut berstatus sebagai sawah tadah hujan atau sawah yang hanya memanfaatkan air hujan sebagai sumber air utama,” jelasnya.

Erwandi mengatakan pembangunan bendungan Krueng Pase dikerjakan kontraktor dari Jawa Timur. Proyek perbaikan tanggul bendungan irigasi itu mulai dikerjakan November 2021 dan ditargetkan selesai akhir 2022.

Namun hingga berakhirnya kontrak pengerjaan, proyek pembangunan bendungan Krueng Pase tersebut belum selesai, sehingga mengakibatkan krisis air bagi areal persawahan sembilan kecamatan tersebut.

Perbaikan bendungan Krueng Pase karena jebol akibat banjir akhir 2020. Pembangunan bendungan Krueng Pase tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah pusat melalui Balai Sungai Wilayah Sumatera.

“Kami berharap proyek perbaikan bendungan Krueng Pase tersebut dapat segera selesai agar masyarakat bisa bertani kembali. Kami hanya mampu mengurangi dampak dari lambatnya pembangunan bendungan tersebut seperti meminjamkan alat untuk mengurangi dampak kekeringan,” pungkasnya.

Tulisan terkait

Bimata
Close