BeritaEkonomiInternasionalNasional

BI Jelaskan Faktor Ketidakpastian Pengaruhi Ekonomi Global

BIMATA.ID, Padang – Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) menyebutkan ada lima isu ketidakpastian yang pada saat ini turut mempengaruhi perekonomian global yang berimbas ke tataran nasional termasuk Indonesia.

Kepala BI Perwakilan Provinsi Sumbar, Endang Kurnia Saputra menjelaskan, bahwa terjadinya tendensi ekonomi global yang cenderung mengalami perlambatan akibat dampak perang Ukraina, dan Rusia.

“Ekonomi global ini sebetulnya sedang tidak baik-baik saja, karena ada lima isu ketidakpastian di tataran global,” kata Kepala BI Perwakilan Provinsi Sumbar, Endang Kurnia Saputra di Padang, Sumbar, Jumat (15/03/2024).

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Ucapkan Selamat ke Prabowo Ungguli Pilpres 2024 via Surat Resmi

Menurutnya, kondisi itu diperparah tensi geopolitik antara Israel dengan Palestina, serta kondisi yang terjadi di Laut Merah.

Sehingga, dengan terjadinya hal tersebut imbasnya untuk pertumbuhan perekonomian global melambat.

Diketahui, pada 2023 Dana Moneter Internasional atau IMF memprediksi ekonomi global tumbuh sebesar 3,1 persen.

Lihat juga: Sukses Menangkan Prabowo-Gibran di Sulsel, Kader Gerindra Dorong AIA Maju di Pilgub 2024

Namun, di 2024 IMF mengoreksi perekonomian global maksimal hanya di angka 3.0 persen.

“Sama halnya dengan IMF, BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya berkisar di angka 3,0 persen,” ungkapnya.

Selain itu, salah satu faktor yakni inflasi yang biasanya terjadi di negara-negara maju, kini justru beralih ke negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Seperti, lonjakan harga cabai merah yang menyentuh Rp150 ribu per/kilogram (kg) di tingkat pedagang.

Simak juga: Prabowo Bersama Dubes Amerika Bahas Masalah Pertahanan

Sekedar informasi, adanya fenomena di tataran global berupa menguatnya mata uang dolar AS. Padahal, Amerika Serikat mengalami defisit anggaran, dan perdagangan terutama dengan China. Bahkan, Negeri Paman Sam itu memiliki utang yang cukup besar. Namun, hal itu tidak mempengaruhi nilai mata uang di negara itu, justru semakin menguat.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close