BeritaNasionalPeristiwaPolitikUmum

Fahri Hamzah: Rekonsiliasi Prabowo, Jokowi dan Megawati Harus Terus Dijaga

BIMATA.ID, Jakarta – Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah mengungkapkan kedekatan hubungan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Fahri Hamzah ingin rekonsiliasi ketiga tokoh tersebut terus dijaga.

“Kedekatan Pak Prabowo dengan Ibu Mega itu dekat sekali. Beliau itu pernah satu kan Mega-Pro,” kata Fahri Hamzah saat diskusi Adu Perspektif yang diadakan Detik dan Total Politik, Rabu (12/07/2023).

BACA JUGA: Muzani Ungkap Pesan Ulama-Kiai ke Prabowo: Jangan Tinggalkan PKB

Fahri Hamzah mengatakan Prabowo dan Megawati pernah tinggal bertetangga. Sehingga, ada kedekatan hubungan antara Prabowo dan Mega sejak lama.

“Saya sebetulnya menyarankan, kalau ada orang yang menghalangi antara Ibu Mega dengan Pak Prabowo itu dekat, sebaiknya janganlah. Karena utama juga keberadaan Pak Jokowi,” ujarnya.

Fahri Hamzah kemudian mengungkapkan pembicaraannya dengan Prabowo. Dalam pembicaraan itu, Fahri mengatakan rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi bukanlah insiden.

BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Beri Bantuan Stimulan Puluhan Rumah Swadaya di Wonosobo

“Saya sering mengatakan termasuk saya bertemu Pak Prabowo, saya bilang sama beliau ‘Pak Bapak jangan menganggap koalisi, rekonsiliasi antara Bapak dengan Pak Jokowi itu sebagai insiden, itu harus dianggap monumen’,” ucap Fahri.

Sebab menurut Fahri, rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi terbentuk pada saat belum terjadi krisis, belum terlalu tegang di Laut China Selatan, belum ada krisis ekonomi, dan belum ada perang Rusia dan Ukraina.

“Tapi kemudian rekonsiliasi itu lah, meskipun dikritik, di mana-mana begitu, kabinet koalisi itu di mana-mana akhirnya dikritik, karena memperlemah parlemen, memperlemah oposisi, memperlemah masyarakat sipil,” ujarnya.

BACA JUGA: Di Rakernas Apeksi, Prabowo Puji Kebijakan Hilirisasi Jokowi

Lantas Fahri menilai seharusnya rekonsiliasi Prabowo, Jokowi, dan Megawati terus dijaga. Fahri mempertanyakan untuk apa jika ketiga tokoh tersebut saling berlawanan.

“Tapi maksudnya saya yang saya katakan ke beliau itu, ‘Rekonsiliasi Bapak jangan dianggap insiden, tapi suatu monumen’. Monumen itu menurut saya harusnya dijaga, termasuk juga dengan Ibu Mega. Antara Pak Prabowo, Pak Jokowi, dan Ibu Mega itu harusnya tetap dalam napas rekonsiliasi, buat apa bertengkar?” pungkasnya.

BACA JUGA: Airlangga Tegaskan, Dukungan ke Prabowo Sangat Mungkin Terjadi

 

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close