BeritaNasional

40 Persen Transaksi Digital di ASEAN ‘Dikuasai’ Pasar Indonesia

BIMATA.ID, Jakarta- Dalam jangka waktu paling lama 13 tahun, menurut Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, jadi momentum untuk menentukan masa depan Indonesia karena bonus demografi hanya sampai tahun 2038.

“Kalau kita mau lepas dari jebakan negara kelas menengah yang pendapatan hari ini mungkin 4 ribu dolar AS itu harus dinaikkan minimal tiga kali atau mencapai 12 ribu dolar AS di tahun 2035. Kalau ekonomi kita 12 ribu dolar AS, berarti ekonomi kita secara nasional naik dari Rp1,1 triliun menjadi Rp4,4 triliun, artinya kita menjadi negara ke-7 (terbesar) dalam ekonomi dunia,” kata dia saat hadir dalam acara pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital (Fekdi) pada Senin (8/5/2023).

Menurut Airlangga, saat ini, pangsa pasar Indonesia dalam sektor ekonomi digital sebesar 40 persen dari total transaksi ekonomi digital ASEAN. Selain itu, Indonesia diklaim memiliki 1 decacorn, 11 unicorn, dan lebih dari dua ribu startup.

Baca juga : Prabowo Beri Selamat untuk Lettu Agus Prayogo yang Raih Emas di SEA Games 2023

“Ke depan, ekonomi digital diharapkan dapat mencapai 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB),” ujar dia.

Ia mengatakan, pasar domestik sangat penting dan digitalisasi menjadi salah satu penyangga, tulang punggung, serta akselerator pertumbuhan ekonomi Indonesia yang perlu mencapai 6 persen agar tak terjebak dalam pendapatan kelas menengah.

Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari digitalisasi, pemerintah mendorong sekaligus memperluas jaringan infrastruktur, mulai menerapkan 5G, dan mendorong low orbit satellite di sejumlah daerah sehingga investasi lebih rendah, tetapi konektivitas tak terputus.

Baca juga : Pencipta ‘Ojo Dibandingke’ Nyanyi untuk Prabowo: Kok Dibanding-Bandingke Yo Mesti Menang

“Jadi ke depan, konektivitas apapun itu akan hubungkan people to people dan terima kasih kepada salah satu local currency yang menggunakan digitalisasi, diharapkan memfasilitasi ekonomi pembayaran people to people yang akan dimudahkan dan mengurangi mata uang broker atau US dolar. Jadi, kita langsung tanpa broker, karena buying and selling selalu ada margin ataupun fee,” kata Airlangga.

Merujuk pada Studi Temasek, Bain & Company, pertumbuhan ekonomi digital pada tahun 2022 mencapai 77 miliar dolar AS dan terus bertumbuh hingga 120 miliar dolar AS pada tahun 2025.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close