Berita

Cuaca Ekstrem Akibatkan Ribuan Nelayan di Jateng Gagal Melaut

BIMATA.ID,Semarang –  Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah, Fendiawan Tiskiantoro menyatakan, akibat cuaca ekstrem berpengaruh pada kehidupan ribuan nelayan di utara dan selatan Jawa Tengah (Jateng) yang memiliki perahu berukuran di bawah 15 GT. Mereka tidak bisa melaut dalam beberapa hari terakhir karena gelombang yang tinggi.

“Tahun ini cuaca ekstrem memang gelombangnya tingginya luar biasa. Total 16.716 nelayan menunda berlayar. Ketinggian ombak 1,25 meter aja kapal-kapal nelayan yang kecil sudah tidak bisa beroperasi,” katanya, Rabu (28/12/2022).

Pihaknya  menyebut bahwa siklus yang dialami para nelayan merupakan kondisi tahunan yang mana selama 12 bulan, nelayan hanya bisa beroperasi hanya delapan bulan. Empat bulan sisanya mereka libur melaut dan memperbaiki alat jaring dan perahunya.

“Palingan yang bisa curi-curi kesempatan itu yang sifatnya one day fishing atau nelayan yang nyari ikannya diselang-seling, mereka masih berani cari ikan karena musim hujan gini di perairan banyak ikannya. Cuma yang kapal kapasitasnya besar di atas 30 GT kebanyakan berlindung di kepulauan sampai cuaca membaik,” ucapnya.

Fendiawan menyatakan, sudah berusaha berkomunikasi dengan masing-masing kantor syahbandar wilayah pesisir untuk menginformasikan bahaya melaut bagi para nelayan. Cuaca ekstrem yang melanda wilayah perairan diperkirakan mereda akhir Februari 2023 mendatang.

“Kita koordinasi dengan syahbandar pelabuhan untuk mengingatkan nelayan lebih baik untuk meningkatkan kehati-hatian. Jangan melaut dulu karena cuacanya sedang tergolong ekstrem. Meski ini tentunya berpengaruh pada produksi ikan yang menjadi sangat sedikit solusinya konsumsi diganti ikan tawar,” jelasnya.

Tulisan terkait

Bimata
Close