BeritaHukumNasionalPolitikRegional

Taufik Basari Minta Polri Transparan Usut Kasus Dugaan Korban Tewas Demonstrasi di Kalteng

BIMATA.ID, Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI, Taufik Basari, menyoroti serius insiden yang terjadi dalam penanganan aksi demonstrasi di kebun sawit Seruyan, Kalimantan Tengah, yang berakhir dengan kekacauan. Ia mendesak Polri untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap dugaan korban tewas dalam peristiwa tersebut.

Dalam pernyataannya, Taufik menekankan bahwa tidak boleh ada korban tewas dalam unjuk rasa. Pihak kepolisian harus mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku saat mengamankan demonstrasi warga.

“Saya sangat prihatin dan kecewa bahwa ada laporan tiga warga yang terkena tembakan, dan bahkan salah satunya disebut tewas,” kata Taufik melalui keterangan resminya kepada media, Jumat (13/10/2023).

Baca Juga : Prabowo: Kita Tidak Mau Rakyat Hanya Digaji UMR

Selain itu, Taufik, seorang politisi dari Fraksi Partai NasDem, meminta agar Polri menginvestigasi penyebab peristiwa ini dan memastikan bahwa dalam penanganan unjuk rasa di masa mendatang, tidak boleh ada yang membawa senjata tajam.

Taufik juga mendesak agar penyelidikan atas korban dalam unjuk rasa tersebut dilakukan dengan teliti. Pihak Kepolisian seharusnya bertindak sebagai mediator ketika menangani sengketa antara warga dan perusahaan, bukan sebagai pelaksana yang bersentuhan langsung dengan warga.

“Penyelidikan harus dilakukan secara menyeluruh dan transparan. Pelaku harus ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegas Taufik, yang mewakili Dapil Lampung I.

Simak Juga : Jokowi Akui Sudah Lama Tak Bertemu Gibran, Meski Disebut Bakal Menjadi Cawapres Prabowo

Selanjutnya, Taufik juga menegaskan perlunya memulihkan hubungan antara Polri dan warga setempat. Hal ini sangat penting untuk menjaga stabilitas di daerah tersebut.

“Tidak boleh terjadi insiden yang tidak diinginkan. Selain itu, perlu mendalami akar masalah dan Polri harus membantu menyelesaikannya tanpa menggunakan kekerasan,” ungkap Taufik.

Sebagai informasi tambahan, pada Sabtu, 7 Oktober, sekelompok warga melakukan aksi unjuk rasa di perusahaan PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) 1 di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kalimantan Tengah. Kekacauan terjadi ketika para demonstran mencoba memindahkan diri ke lokasi lain.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close