BeritaEnergiNasional

Legislator Gerindra Minta Listrik ke Smelter Terpenuhi Demi Lanjutkan Hilirisasi

BIMATA.ID, JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade mendukung kebijakan hilirisasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilanjutkan Presiden RI berikutnya.

Andre meminta, segala kendala yang berkaitan dengan industri pengolahan, dan pemurnian (smelter) segera dipecahkan.

Anggota Fraksi Partai Gerindra ini mengungkap, salah satu kendala smelter yang akan beroperasi pada 2024 adalah tidak adanya pasokan listrik.

Baca juga: Kebahagiaan Terpancar di Masyarakat Usai Prabowo Resmikan 16 Titik Air Bersih di Pulau Moa

Menurutnya, ada lima smelter yang membutuhkan pasokan listrik hingga 2.595 megawatt dalam waktu dekat.

“Sebentar lagi ada beberapa smelter akan selesai. Tapi permasalahannya listriknya nggak ada. Ini saya dapat data ada 5 perusahaan yang segera membutuhkan listrik sebesar 2.595 megawatt di Sulawesi,” kata Andre dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN Erick Thohir di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Andre meminta segera ada terobosan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan PT PLN untuk segera memenuhi kebutuhan listrik di industri smelter tersebut.

Lihat juga: Dukung Prabowo, Juliyatmono: Capres Selanjutnya Tak Jauh dari Gunung Lawu

“Saya sarankan Kemen BUMN perintahkan PLN untuk minta legal opinion dari Jamdatun sehingga tidak ada permasalahan hukum di kemudian hari. Keputusan harus diambil, jangan sampai hilirisasi yang diminta Presiden, salah satu proyek mercusuar Presiden Jokowi untuk meninggalkan legacy terbaik bagi bangsa ini terhalang oleh ketersediaan listrik. Jadi jangan didiamkan. Itu tugas Menteri BUMN dan wakil menterinya untuk mengambil keputusan cepat dan tepat dan aman bagi PLN,” pungkasnya.

Untuk diketahui, kelima smelter tersebut adalah milik PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) yang membutuhkan listrik 415 megawatt pada kuartal I 2024, PT Huadi Nickel Alloy membutuhkan pasokan listrik 450 megawatt, PT Kalimantan Vero Industri membutuhkan 710 megawatt, PT Merdeka Copper Gold, dan PT Vale Indonesia yang membutuhkan pasokan listrik 600 megawatt.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close