BIMATA.ID, Indramayu – Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi dan Polda Jawa Barat mengembangkan penggunaan pupuk organik Bios 44-DC di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa barat,.
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo mengatakan, hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan, sekaligus mengajak petani beralih ke pupuk organik.
“Kami sedang mengupayakan untuk ketahanan pangan, melalui program pupuk organik jenis Bios,” kata Kunto, dikutip dari antaranews, Selasa (16/05/2023).
Baca Juga : Purnawirawan Polri Terkesan Paparan Prabowo Soal Tantangan Dunia
Menurut dirinya, program ketahanan pangan kerja sama antara TNI dan Polri serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah kepada para petani.
Dia menjelaskan, pihaknya mencoba mengaplikasikan pupuk organik Bios 44-DC di lahan pertanian padi seluas 80 hektar.
Kunto menyebutkan, pupuk Bios ini memiliki kemampuan untuk menetralisir kadar asam air dan dapat meningkatkan produktivitas hasil perkebunan serta pertanian. Pupuk tersebut juga dapat membuat lahan eks tambang menjadi layak ditanami.
“Saat ini, kami terus menyasar daerah yang memiliki lahan mati, seperti bekas tambang untuk kembali ditanami, dengan pupuk Bios ini,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Ahmad Wiyagus mengatakan, akan terus mendorong pemerintah daerah bersinergi dengan semua kalangan termasuk TNI dan Polri dalam rangka ketahanan pangan.
“Kami akan terus membantu pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, sehingga semua program yang terkait akan kita bantu,” kata Ahmad.
Simak Juga : Prabowo: Indonesia di Ambang ‘Take Off’ Menjadi Negara Maju
Bupati Indramayu Nina Agustina mengatakan, penggunaan pupuk Bios sudah diaplikasikan di lahan seluas 80 hektar dan itu bisa menekan ongkos produksi para petani sebesar 40 persen.
“Ketika petani menggunakan pupuk sintetis per hektar membutuhkan 500 – 600 kilogram, tapi dengan Bios bisa ditekan,” pungkas Nina.
