BeritaHukumNasionalPeristiwaRegionalUmum

Tersangka Tragedi Bom Bali Umar Patek Insyaf dan Ingin Bantu Pemerintah

BIMATA.ID, Jakarta- Umar Patek menyesal dan meminta maaf atas tragedi bom Bali I. Ia juga mengaku telah insyaf dan akan membantu pemerintah melakukan deradikalisasi.

Pria yang baru saja resmi bebas bersyarat pada Rabu, (07/12/2022) itu juga mengecam keras segala bentuk perilaku intoleran dan mengajak orang-orang yang saat ini masih belum insyaf untuk kembali ke pangkuan NKRI. Karena apa yang dilakukan itu menurutnya sudah salah besar.

“Saya sudah berjanji saya siap membantu untuk meredam paham-paham radikalisme terorisme kepada napi teroris di lembaga pemasyarakatan manapun. Serta saya insyaallah masih dalam komitmen saya yang sudah sering saya sampaikan terus menerus, saya akan membantu pemerintah dalam penanggulangan dan menyadarkan orang-orang ataupun memberi pemahaman bahaya terorisme dan radikalisme. Insyaallah saya siap menjadi duta perdamaian,” ujar Umar, Selasa (13/12/2022).

Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) Ali Fauzi Manzi menuturkan, ia menjadi saksi bahwa Umar Patek telah kembali ke pangkuan NKRI. Program selanjutnya, menurut Ali, adalah bersama-sama dengan YLP menyuarakan perdamaian dan menentang ekstrimisme dan terorisme di Indonesia.

“Beliau sudah menjadi bagian dari duta damai, program selanjutnya adalah bersama Yayasan Lingkar Perdamaian menyuarakan perdamaian dan menentang ekstrimisme dan terorisme di Indonesia. Beliau juga adalah orang pertama mengutuk peristiwa di Bandung beberapa hari lalu,” ungkap Ali Fauzi.

Sebelumnya, Umar Patek, meminta maaf atas kejadian bom Bali I. Ia juga menyesali atas apa yang terjadi dalam tragedi bom Bali tersebut.

“Saya tidak segan-segan dan tidak bosan-bosan menyampaikan permohonan maaf yang tak terhingga kepada seluruh korban bom Bali serta keluarga korban Bom Bali. Saya memohon maaf dengan penuh ketulusan dari hati saya. Baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Apapun negara mereka, apapun suku bangsa mereka, apapun agama mereka, saya memohon maaf dengan ketulusan hati,” kata Umar Patek.

Menurut Umar, apa yang ia lakukan itu nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Umar tampak menangis saat meminta maaf. Ia mengaku teringat korban Bom Bali I yang terjadi pada pada 12 Oktober 2002 di Sari Club dan Paddy’s Bar, Kuta. Pria asal Pemalang, Jawa Tengah itu kemudian ditenangkan oleh Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) Ali Fauzi yang saat itu berada di sampingnya.

Pria bernama asli Hisyam ini juga meminta maaf kepada warga Bali dan seluruh rakyat Indonesia yang menderita kerugian sangat besar akibat tragedi tersebut. Tidak hanya itu, Umar juga meminta maaf kepada warga Australia yang juga mengalami dampak yang sangat hebat dari kejahatan bom bali itu.

“Saya juga memohon maaf kepada warga Australia yang juga mengalami dampak yang sangat hebat dari kejahatan dari bom bali. Saya memohon maaf kepada warga Bali dan seluruh rakyat Indonesia yang akibat dari bom Bali banyak menderita kerugian yang sangat besar, tidak hanya masyarakat Bali tapi juga kepada seluruh Rakyat Indonesia,” kata Umar.

Umar mengaku saat itu sebenarnya ia sudah menentang agar bom tersebut tidak diledakkan karena akan banyak nyawa manusia yang berjatuhan. Namun bom Bali 1 tetap diledakan hingga mengakibatkan 202 orang termasuk warga negara asing tewas. Kini Umar hanya bisa menyesali perbuatannya dan terus memohon ampun kepada Allah SWT dan keluarga korban atas apa yang telah ia lakukan.

“Jadi apa yang sudah saya perbuat itu nanti akan saya pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT di hari akhir nanti. Dan saya hanya bisa mohon ampun kepada Allah dan keluarga korban,” kata Umar.

Sebelumnya, Umar Patek, terpidana serangan Bom Bali I, dinyatakan bebas bersyarat. Umar Patek bebas dari Lapas Kelas I Surabaya yang berlokasi di Porong, Sidoarjo.

 

(ZBP)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close