BeritaBolaHeadlineHukumNasionalOlahraga

Tersangka Tragedi Kanjuruhan Minta Iwan Bule Ikut Tanggung Jawab

BIMATA.ID, Jatim – Tersangka tragedi Kanjuruhan sekaligus Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC, Abdul Haris melalui kuasa hukumnya, Sumardan meminta, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan ikut bertanggung jawab atas kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menewaskan ratusan jiwa.

Sumardan meminta, agar pria yang akrab disapa Iwan Bule itu tidak hanya melakukan penciteraan dengan cara turun saat seremoni penyerahan piala saja.

“Panpel kan banyak yang terlibat, itu harus juga bertanggung jawab. Terutama Ketua PSSI. Jangan hanya saat klub ini menang dia beri piala, dia dapat nama,” ujarnya di Mapolda Jatim, Selasa (11/10/2022).

Ketika ada klub yang mendapat masalah, sambungnya, sudah sewajarnya Iwan Bule juga turut bertanggung jawab secara hukum.

“Jadi, posisi klub ada masalah dia bertanggung jawab juga secara hukum,” imbuh Sumardan.

Haris mendesak, agar aparat mengusut tuntas kerusuhan di Kanjuruhan. Serta, melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian para korban. Dirinya menegaskan, betapa pentingnya autopsi untuk membongkar kasus tersebut secara terang benderang.

“Karena ini tragedi kemanusiaan, saya mohon kepada semuanya, kepada pihak terkait agar segera diusut tuntas. (Autopsi) Itu untuk usut tuntas semua, biar clear semua, harus diketahui penyebabnya. Itu yang terpenting (autopsi) untuk mengetahui penyebab kematian dari korban,” tutur Haris.

Lebih lanjut, Haris pun meminta pengusutan secara tuntas terkait penggunaan gas air mata pada peristiwa tersebut. Apalagi, gas air mata yang digunakan saat pengamanan kerusuhan itu jenisnya bermacam-macam.

“Gas air mata itu kan bermacam-macam, itu bisa dideteksi, ditemukan di lapangan. Kita ingin tahu dan diusut tuntas,” sambungnya.

Selain itu, Haris membantah menginstruksikan penutupan pintu stadion dalam peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Dirinya mengaku, telah menginstruksikan security officer untuk membuka pintu stadion sesuai SOP yang berlaku.

“Tidak ada (yang menyuruh menutup pintu Stadion Kanjuruhan), tidak ada perintah untuk tutup,” papar Haris.

Dirinya menegaskan, telah menginstruksikan seluruh petugas untuk menjalankan tugasnya sesuai SOP yang ada. Seperti petugas yang bertugas menjaga pintu, Haris mengaku telah menginstruksikan untuk membukakan pintu 15 menit sebelum pertandingan usai.

“Sesuai dengan SOP, perintah saya kepada seluruh petugas yang berjaga pintu, kepada security officer 15 menit sebelum selesai harus dibuka pintu. Dan pintu dibuka itu sesuai standar, gak ada yang ditutup, dan itu harus dibuktikan dengan membuka CCTV,” tutupnya.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close