BeritaEkonomiFoodKomunitasNasionalUMKMUmum

BI dan Pemerintah Diminta Injak Rem Lonjakan Inflasi

BIMATA.ID, Jakarta- Pemerintah terlihat masih santai merespons inflasi RI yang hampir tembus 5 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Juli 2022.

Hal ini tercermin dari pernyataan yang menilai realisasi inflasi 4,94 persen secara tahun pada Juli 2022 masih relatif moderat. Padahal, angka itu menjadi yang tertinggi sejak 2015. Ia berdalih inflasi RI moderat karena inflasi di negara tetangga sudah menyentuh 6 persen bulan lalu. Contohnya, inflasi India mencapai 7 persen dan Filipina 6,1 persen secara tahunan pada Juli 2022.

“Inflasi Indonesia yang 4,94 persen secara tahunan (per Juli 2022) masih relatif moderat,” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (01/08/2022).

Bendahara negara mengatakan inflasi RI terjaga karena pemerintah menahan harga BBM solar bersubsidi, BBM penugasan pertalite, listrik dengan daya di bawah 3.500 VA, dan elpiji (LPG).

“Tekanan akibat kenaikan harga energi global tinggi tidak ter-transmisikan ke dalam negeri pada administered price ini akibat atau hasil dari kebijakan pemerintah untuk mempertahankan harga jual energi domestik melalui kenaikan subsidi listrik, BBM, LPG,”jelas Sri Mulyani.

Begitu juga dengan Gubernur BI Perry Warjiyo yang semula memprediksi inflasi hanya 4,89 persen atau lebih rendah dari realisasi 4,94 persen pada Juli 2022. Meski proyeksinya meleset, tapi ia menganggap hal itu masih wajar.

“Kami perkirakan Juli 4,89 persen, tapi perbedaan (dengan realisasi) sedikit masih wajar,” kata Perry.

Ia menilai inflasi RI meningkat karena gangguan pasokan dari dalam dan luar negeri. Menurutnya, jumlah persediaan tak setinggi permintaan karena ada faktor cuaca dan musiman di dalam negeri.

Namun, Perry memastikan pasokan bahan pangan dari dalam negeri akan meningkat mulai Agustus sampai akhir Desember 2022. Dengan demikian, inflasi RI berpotensi turun pada akhir tahun.

“Pemantauan kami di 46 kantor BI bahwa pasokan pangan untuk Agustus, September, Oktober, November, dan akhir tahun ini akan meningkat. Pasokan bawang merah, cabai, telur ayam, daging sapi, dan juga tentu yang bagus adalah minyak goreng,”pungkas Perry.

Meski begitu, pemerintah dan bank sentral sebaiknya tak jemawa. Sebab, inflasi RI juga berpotensi melonjak seperti negara lain.

Managing Director Political Economic and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan bahkan memproyeksi inflasi RI tembus 7 persen-10 persen tahun ini.

“Saya kira inflasi sampai Desember bisa antara 7 persen-10 persen,”ujar Anthony.

 

 

(ZBP)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close