BeritaBisnisEkonomiNasionalOpiniProperti

Selama Pandemi Banyak Obligasi Gagal Bayar, Investor Harus Apa?

BIMATA.ID, JAKARTA- Berbagai macam sektor properti saat pandemi covid-19 seperti sekarang ini sedang mengalami arus kas (cashflow) karena pendapatan yang berkurang drastis.

Analis Pasar Obligasi, Wahyu Trenggono berpendapat, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, investor tidak hanya fokus pada rating (peringkat) dari perusahaan, melainkan melakukan analisis secara mandiri terkait kondisi perusahaan tersebut agar terhindar dari risiko-risiko yang mungkin muncul dari investasi obligasi.

“Analisis mandiri dapat dilakukan adalah memantau berita-berita seputar perusahaan, sektor industri, dan kaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan dari laporan keuangannya,” tutur Wahyu kepada CNBC Indonesia, Senin (13/7/2020).

“Bila semua masih mendukung perusahaan untuk dapat terus membayar bunga dan pokok bond, tetap dipegang saja bond-nya,” ungkap mantan Direktur Indonesia Bond Pricing Agency ini.

Akan tetapi, jika ada sedikit sentimen mengarahkan memburuknya kondisi laporan keuangan, maka obligasi tersebut sebaiknya dilepas dan mengganti dengan penerbit obligasi lainnya yang lebih aman.

Secara terpisah, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyatakan, potensi risiko gagal bayar di industri keuangan Tanah Air mengalami peningkatan akibat pandemi Covid-19.

Direktur Utama Pefindo, Salyadi Saputra menuturkan, risiko gagal bayar meningkat di hampir semua sektor. Hal ini sudah tergambar dari beberapa perusahaan BUMN yang rating-nya sudah dipangkas oleh Pefindo hingga semester pertama 2020.

“Risiko meningkat, hampir di semua sektor. Masalahnya mungkin yang sangat mengkhawatirkan, jangan sampai terjadi default besar-besaran,” tutur Salyadi, dalam pemaparan secara virtual, Jumat (10/7/2020).

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close