EkonomiNasional

Harga Gula Ngamuk Rp 20.000/Kg, Di Mana Pemerintah?

BIMATA.ID, Jakarta- Harga gula dalam beberapa pekan terakhir melonjak cukup tajam hingga menembus Rp 17 ribu per kg lebih rata-rata nasional. Ada Provinsi harga gula sudah tembus Rp 20.000 per kg.

Pemerintah mengatakan, sambil menunggu realisasi impor, telah tersedia 55.000 ton yang siap distribusikan ke pasar.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono mengatakan, pemerintah terus berupaya dalam menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok di seluruh Indonesia, terutama gula yang saat ini tengah melonjak cukup tinggi.

“Ada harga melonjak yang cukup tinggi seperti gula pasir. Kami di rakortas pangan sambil menunggu realisasi impor. Kami datangkan dari Lampung 33.000 ton dan dari Dumai 22.000 ton. Ini kita harapkan bisa jaga stabilisasi harga,” jelas Susiwijono dalam konferensi pers, Kamis (26/3/2020).

Seperti diketahui, harga gula setidaknya sepekan terakhir sudah di kisaran Rp 16.500 – Rp 18.000 per kilogram. Harga ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan sebulan lalu, yang berada pada kisaran Rp 13.500 per kilogram. Jelas harga gula saat ini telah melebihi harga eceran tertinggi Rp 12.500 per kg.

Pada 26 Maret 2020, harga gula pasir rata-rata nasional menembus Rp 17.950 per kg. Bahkan di Sulawesi Tenggara sudah menembus Rp 20.000 per kg, di Papua Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan menembus Rp 19.500

Ketersediaan gula juga mesti dijaga, karena masa puasa akan segera berlangsung. Sementara musim giling biasanya baru akan dilaksanakan pada awal atau pertengahan Juni. Sampai dengan masa puasa dan musim giling tiba, stok harus dijaga sehingga harga gula tidak terus melambung tinggi.

“Jadi, untuk pasokan bahan pangan ini, arahan Pak Presiden Jokowi, kami minta ketersediaan bahan pokok. Kami jamin, stok aman, pasokan lancar dan harga stabil terjangkau oleh masyarakat,” jelas Susi.

Dalam menjamin ketersediaan pasokan bahan pokok, Susi mengklaim pemerintah telah melibatkan banyak sektor pengusaha utamanya yang bergerak di sektor riil, mulai dari Hippindo, Aprindo, dan juga Gapmmi. Keterlibatan pengusaha tersebut untuk menjamin pasokan bahan baku pangan.

 

“Karena kalaupun stok tersedia ini sekedar cerita pernah terjadi panic buying pada saat itu stok sangat amat tapi pada saat permintaan tinggi pasokan yang harus menyesuaikan,” katanya.

Sumber: cnbcindonesia

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close