BIMATA.ID, Magelang – Terlihat para petani padi organik di Kabupaten Magelang telah bermunculan. Sebab, padi organik menjadi salah satu komoditas tanaman pangan yang berdaya saing, bernilai tambah, dan berwawasan lingkungan.
Sehingga, padi organik ini terus dikembangkan guna memenuhi kebutuhan di pasar domestik maupun internasional.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso mengungkapkan, lahan sawah yang telah diolah para petani mencapai 25 ribu hektare dan lahan kering sekitar 39 ribu hektare.Dan, untuk padi organik hingga saat ini luasnya mencapai 1.200 hektar.
Baca juga: Prabowo Subianto Unggul di Musra Relawan Jokowi Kaltara
Diketahui, Kabupaten Magelang sudah mampu memproduksi beras organik sebanyak 7.500 ton per/tahunnya.
“Produk beras organik Kabupaten Magelang sudah dipasarkan di seluruh kawasan negeri ini. Baik Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, maupun Sulawesi,” ungkapnya di Pendopo Soepardi, Setda Kabupaten Magelang, Selasa sore (28/02/2023).
Selain itu, komoditas tersebut sudah diekspor. Meski, belum dilakukan secara mandiri, namun melalui pihak ketiga.
Lihat juga: Menhan Prabowo Terima Kunjungan Senior Minister Singapura H.E. Mr. Teo Chee Hean
Kemudian, ia berharap, semoga seiring berjalannya waktu semoga komoditas tersebut dapat melakukan pemasaran produknya sendiri ke luar negeri.
Sekedar informasi, pada 2021 – 2024 Kabupaten Magelang telah mendapatkan bantuan untuk pengembangan padi organik di wilayah dataran tinggi. Yakni, dengan seluas 2000 hektar melalui kegiatan upland dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Untuk diketahui, dengan total anggaran sebesar Rp 73,095 miliar. Sudah terealisasi 65% pada 2022. Sehingga, kegiatan ini telah dilaksanakan di tiga kawasan. Yaitu Sawangan, Grabag, dan Bandongan. Serta, meliputi di lima kecamatan seperti Sawangan, Grabag, Bandongan, Tempuran, dan Kaliangkrik.
Simak juga: Romo Syafii Bagikan Buku Kepemimpinan Militer Prabowo di Universitas Tanjungpura