BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Rahmat Bagja, mendorong para guru untuk memberikan edukasi kepada pemilih pemula, terutama dalam mencegah penyebaran misinformasi dan disinformasi selama Pemilu dan Pemilihan 2024.
Ia menekankan bahwa berita palsu, fitnah, kampanye hitam, dan bentuk kampanye negatif lainnya dapat merugikan persatuan dan kesatuan masyarakat.
Hal ini disampaikan Bagja dalam webinar “Jadilah Pemuda yang Cerdas Memilih” pada beberapa waktu lalu yang diselenggarakan oleh Ruang Guru.
“Dalam menghadapi persaingan yang ketat pada Pemilu 2024, kita berharap agar proses ini berjalan dengan lebih baik tanpa mengorbankan persatuan dan kesatuan serta tanpa mengabaikan nalar kita,” ungkapnya, dilansir melalui website resmi Bawaslu RI, Senin (13/11).
Baca Juga : Survei PWS: Prabowo-Gibran 58,5%, Unggul Jauh dari Anies-Cak Imin 30,2% Head to Head
Ketua Bawaslu juga berharap agar para guru dapat memberikan pemahaman kepada pemilih pemula untuk memilih pemimpin yang baik dan benar bagi masa depan Indonesia.
“Ia menekankan bahwa siapapun yang terpilih nantinya harus menjadi putra-putri terbaik bangsa yang mampu memimpin Indonesia dengan baik,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Bagja meresmikan konten “Yuk, Cerdas Memilih” yang diinisiasi oleh Ruang Guru. Dia berharap bahwa konten tersebut dapat meningkatkan tingkat pendidikan politik pemilih pemula.
Simak Juga : Survei PWS: Prabowo-Gibran 58,5%, Unggul Jauh dari Anies-Cak Imin 30,2% Head to Head
“Mengingat pengalaman dari pemilu sebelumnya, di mana media sosial menjadi ajang pertempuran informasi, konten ini dapat menjadi alternatif platform untuk menyaring berita yang benar dan tidak benar,” tambahnya.
Arianne Santoso, Manager Government Affairs and Public Policy di Google Indonesia, juga menyoroti bahaya misinformasi dan disinformasi yang dapat menimbulkan risiko nyata. “Meskipun misinformasi mungkin muncul secara online, dampaknya dapat merembet ke dunia nyata, terutama dalam konteks pemilu yang berisiko tinggi,” katanya.