BeritaNasional

Menaker Minta Para Pekerja Migran Untuk Ikuti Prosedur Agar Terlindungi

BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menekankan kepada calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) harus mengikuti prosedur dan mekanisme yang benar, agar terlindungi mulai dari sebelum, selama, hingga pulang bekerja dari negara penempatan.

“Pemerintah memberikan perlindungan dengan membuat prosedur yang mudah melalui LTSA (Layanan Terpadu Satu Atap) yang tersebar di beberapa daerah yang menjadi kantong PMI,” kata Ida, dikutip dari antaranews, Jumat (25/08/2023).

Ida Fauziyah menyatakan, bekerja merupakan hak setiap warga negara dan pemerintah tidak dapat melarang atau menyuruhnya. 

Baca Juga : Bawaslu Tolak Laporan Relawan Ganjar Soal Deklarasi Prabowo Capres Di Museum Proklamasi

Hanya saja, pemerintah mengingatkan kepada WNI yang ingin bekerja ke luar negeri agar mengikuti prosedur dan mekanisme yang benar.

Di sela-sela melakukan kunjungan kerja di Arab Saudi, Menaker menyempatkan diri menemui sejumlah PMI yang tengah bermasalah di Shelter KJRI Jeddah, Arab Saudi, Kamis (24/8/2023).

Dalam kesempatan itu Menaker menyampaikan pada 2019 pemerintah mengeluarkan kebijakan baru terkait penempatan pekerja migran ke Timur Tengah, yakni melalui skema model Sistem Penempatan Satu Kanal (SPSK).

Melalui model penempatan baru ini, lanjutnya, orang yang ingin bekerja ke luar negeri harus melalui syarikah (perusahaan penempatan di Arab Saudi) dan tidak boleh melalui perorangan.

“Kalau saya mau bekerja di Arab bagaimana, boleh tapi bekerja melalui syarikah, kafilnya bukan perorangan langsung, tapi syarikah. Karena dengan syarikah kita bisa memastikan perlindungannya,” tuturnya.

Dengan begitu, lanjutnya, jika sampai ada PMI yang tidak digaji dan mendapatkan tidak manusiawi, maka pemerintah dapat dengan mudah memberikan perlindungan.

“Nagihnya jelas. ‘Eh, kamu sudah mempekerjakan saudara saya. Kamu sudah dua tahun tidak bayar, kamu harus bayar’. Yang dimintai pertanggungjawaban jelas,” lanjutnya.

Sementara perorangan, menurut dia, negara cenderung sulit melindungi, bahkan negara Arab Saudi sulit untuk bisa masuk meminta pertanggunbgjawaban atas keselamatan perlindungan PMI.

Simak Juga : Dapat Petunjuk Kiai, PSI Jatim Mantap Dukung Prabowo

Ia menambahkan pelaksanaan model SPSK sempat terhenti karena terjadi pandemi COVID-19. 

Baru sekitar dua bulan terakhir ini model tersebut kembali dibuka.

“Kurang lebih dua bulan yang lalu sudah dibuka penempatan Arab Saudi dengan menggunakan SPSK,” pungkasnya.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close