BeritaBisnisEkbisEkonomiEnergiNasionalUmum

Pemerintah Masih Tahan Harga BBM Bersubsidi

BIMATA.ID, Jakarta- Harga minyak mentah kini berada pada level yang lebih rendah dibandingkan awal tahun 2023. Namun, karena faktor masih relatif kuatnya nilai dollar AS dan jelang tahun politik, penyesuaian harga bahan bakar minyak subsidi dan kompensasi diyakini tak dilakukan dalam waktu dekat.

Menurut data Trading Economics, harga minyak mentah jenis Brent pada 7 Juli 2023 ditutup pada 78,33 dollar AS per barel. Sejak awal Mei 2023, pergerakan harga minyak Brent ada pada rentang 72-79 dollar AS per barel.

BACA JUGA: Relawan di Blitar Buat Prabowo Centre, Siap Menangkan Prabowo di Pilpres 2024

Sementara itu, berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 241.K/MG.03/DJM/2023, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Juni 2023 ditetapkan 69,36 dollar AS per barel. Angka itu menurun dari Mei 2023 yang 70,12 dollar AS per barel.

ICP Juni 2023 sudah jauh lebih rendah dibandingkan Agustus 2022 yang 94,17 dollar AS par barel atau sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi (pertalite dan solar) pada 3 September 2022. ICP Juni 2023 juga di bawah asumsi dasar APBN 2023, yakni 90 dollar AS per barel, yang ditetapkan tahun lalu.

BACA JUGA: Soal Cawapres, Prabowo: Harus Tenang dan Tidak Boleh Gegabah

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS per 7 Juli 2023 yakni Rp 15.136. Selain ICP, penyesuaian harga BBM umumnya juga mengacu pada kurs rupiah, inflasi, serta rata-rata produk minyak olahan Mean of Platts Singapore (MOPS/argus).

BACA JUGA: Soal Cawapres, Prabowo: Harus Tenang dan Tidak Boleh Gegabah

Pengamat ekonomi energi yang juga dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Fahmy Radhi, dihubungi dari Jakarta, Minggu (9/7/2023) berpendapat, selain kondisi-kondisi tersebut, penyesuaian harga BBM juga biasanya tak dilakukan pada tahun politik.

“Saya yakin pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM dalam waktu dekat. Bisa jadi juga tidak akan menurunkannya,” ujar Fahmy.

Kalaupun ada selisih keekonomian antara asumsi APBN dan harga minyak mentah saat ini, Fahmy berpendapat pemerintah akan menyimpannya di kas negara. Hal tersebut sebagai antisipasi jika harga minyak mentah dunia sewaktu-waktu kembali naik.

BACA JUGA: Muzani: Prabowo Wakafkan Diri untuk Mengabdi Kepada Rakyat, Bangsa, dan Negara

“Kalaupun memang ada kelebihan (keuangan negara), saya menduga itu saving jika harga minyak dunia nanti naik lagi. Bisa menjadi cadangan, sehingga tak terlalu memberatkan APBN,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif di Jakarta, Jumat (7/7/2023) mengisyaratkan pemerintah belum berencana menyesuaikan harga BBM bersubsidi. Selain belum tercapainya keekonomian untuk menurunkan harga pertalite maupun solar, faktor geopolitik dunia juga masih memberi pengaruh.

“Keekonomiannya masih (tinggi), rupiah (terhadap dollar AS) saja masih Rp 15.000 kan? Nanti, sabar. Kita tunggu Rusia adem. Nanti suplai jadi lebih banyak sehingga bisa merespons demand dan membuat stabil,” ucap Arifin.

BACA JUGA: Muzani: Semua Partai Adalah Sahabat Pak Prabowo

Dikutip dari situs Pertamina, harga pertalite yakni Rp 10.000 per liter dan biosolar (disubsidi pemerintah) Rp 6.800 per liter. Harga tersebut berlaku sejak 3 September 2022.

Sementara pada BBM nonsubdisi, Fahmy menilai PT Pertamina (Persero) sudah menjualnya sesuai dengan mekanisme pasar. Evaluasi harga telah dilakukan berkala, menyesuaikan harga minyak mentah, kurs rupiah, inflasi, MOPS/argus. Menurutnya, hal tersebut penting agar masyarakat mengetahui bahwa harga jual sudah sesuai dengan kondisi pasar internasional.

“Dalam 1-2 tahun terakhir ini sudah sesuai. Barangkali bisa dibandingkan dengan harga BBM di SPBU-SPBU swasta. Selisihnya tidak terlalu besar,” ujarnya.

BACA JUGA: Di Hadapan Kader Gerindra Kota Makassar, Romo Syafii: Prabowo Sosok yang Tulus dan Ikhlas Untuk Negeri

Berdasarkan data Pertamina, harga BBM nonsubsidi jenis pertamax di DKI Jakarta yakni Rp 12.400 per liter (kecuali Kepulauan Seribu Rp 12.500 per liter), yang berlaku sejak 1 Juni 2023. Sementara harga Pertamax Turbo yakni Rp 14.000 per liter, Dex Rp 13.550 per liter, dan Dexlite Rp 13.150 per liter yang berlaku sejak 1 Juli 2023.

 

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close