Naiknya Harga Cabai Rawit, Petani: Karena Curah Hujan yang Tinggi
BIMATA.ID, Jakarta – Harga cabai rawit merah belum kunjung turun jelang Ramadhan terpantau dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional hari ini, Rabu (15/03/2023), harga cabai rawit merah tembus Rp 72.750 per kilogram (kg), sementara untuk cabai merah keriting Rp 48.350 per/kg.
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih mengatakan, harga cabai yang melonjak, lantaran saat ini para petani tengah menghadapi cuaca buruk, seperti curah hujan tinggi. Sehingga hal itu memicu adanya hama, dan penyakit pada tumbuhan semakin meningkat.
“Harga cabai, baik cabai rawit maupun cabai merah, memang fluktuatif, sebagian besar didistribusikan dalam bentuk segar, jadi suply sangat tergantung dengan panen petani. Sementara panenan petani dipengaruhi curah hujan,” terang Henry kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Rabu (15/03/2023).
Baca juga: Prabowo Pimpin Langsung Demonstrasi Kopasgat TNI AU di Bandung
Menurutnya, pada saat ini, hitungan curah hujan cukup tinggi. Sehingga, panen para petani tidak cukup optimal. Namun, setelah curah hujan menurun, harga akan mulai turun, dan biasanya produksi hasil petani akan lebih bagus.
Sambungnya, naiknya harga cabai belakangan ini karena, imbas dari erupsi Gunung Merapi yang terjadi di daerah Magelang, Temanggung, dan sebagian kawasan Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng). Sebab, hujan abu dari gunung tersebut dapat membuat tanaman cabai petani menurun kualitasnya.
“Memang terdampak abu erupsi merapi. Selain yang sudah panen ini yang terdampak, dan ada penurunan produksi. Tanaman-tanaman yang belum mulai produksi juga terdampak,” ungkapnya.
Lihat juga: Jadi Warga Kehormatan Kopasgat TNI AU, Prabowo: Saya Akan Jaga Kehormatan Korps Baret Jingga
Maka dari itu, guna menstabilkan harga di pasaran, pemerintah tengah berupaya melakukan beberapa hal. Yakni, Pemerintah akan mengembangkan produksi secara agroekologi, untuk mengurangi resiko gagal panen yang relatif cukup tinggi di budidaya cabe monokultur.