BIMATA.ID, Bandung – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat, Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, pertumbuhan ekonomi di luar negeri seperti Amerika, Eropa, Tiongkok dan ASEAN perlu didorong. Karena hal itu, akan berdampak pada permintaan ekspor di Jawa Barat.
“Ini perlu diantisipasi, dengan permintaan Eropa dan Amerika yang mengalami penurunan diseimbangkan dengan pasar-pasar baru yang coba diperbesar,” kata Erwin kepada wartawan, dikutip dari harapan rakyat, Rabu (15/02/2023).
Baca Juga : Prabowo Subianto Perbantukan Pesawat Hercules C-130 untuk Penanggulangan Bencana di Turki
Erwin mengatakan, selain perlambatan perekonomian secara global, perubahan iklim pada tahun 2023 perlu diperhatikan, terutama di sektor pangan.
“Dengan perubahan iklim dari 2023, dari sebelumnya agak basah dan sekarang agak kering, tentu berimplikasi pada panen dan produksi pangan. Maka perlu ada langkah-langkah agar jumlahnya memadai dan harga tetap terjangkau,” ucapnya.
Meskipun begitu, pada tahun 2022, perekonomian Jawa Barat menjadi penopang perekonomian di pulau Jawa dan Nasional, pada tahun tersebut, perekonomian Jawa Barat merupakan yang tertinggi dan berada di atas rata – rata secara nasional.
Erwin berujar, selain adanya pelonggaran PPKM, pencapaian tersebut berhasil ditopang oleh kinerja investasi di Jawa Barat yang merupakan yang tertinggi secara nasional dengan realisasi mencapai Rp 174,58 triliun.
“Kinerja sektor industri pengolahan dan perdagangan yang terus tumbuh, turut mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Barat,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor OJK KR 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono mengatakan, terdapat sejumlah langkah dalam menjaga pemulihan ekonomi di Jawa Barat. Di antaranya, dengan menjaga tingkat inflasi dan ketersediaan pasokan melalui program operasi pasar, serta Kerja sama Antar Daerah (KAD).
Simak Juga : Prabowo Subianto: Korps Marinir Miliki Sejarah Gemilang
