BeritaNasional

Kemenparekraf Berupaya Tingkatkan Partisipasi Publik dalam Presidensi G20 Indonesia

BIMATA.ID, Jakarta- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyelenggarakan seminar nasional dalam rangka sosialisasi isu-isu yang diangkat dan dibahas dalam Kelompok Kerja Pariwisata (Tourism Working Group) G20 kepada publik terkait pariwisata dan ekonomi kreatif.

Seminar Nasional yang digelar Kemenparekraf/Baparekraf tersebut bertajuk “Advancing Tourism Recovery and Concrete Deliverables Through MSMEs and People Centered Development with the 5 Lines of Actions“.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam sambutannya secara daring di acara tersebut, Kamis (28/7/2022), mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan kesadaran publik terhadap Presidensi G20 Indonesia khususnya di kelompok kerja pariwisata semakin meningkat dan akhirnya partisipasi publik terhadap G20 juga semakin tinggi.

“Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi publik secara luas khususnya pentahelix pariwisata dan ekonomi kreatif mengenai isu-isu yang diangkat dan dibahas dalam Kelompok Kerja Pariwisata G20; serta memperoleh masukan cross cutting issues pada Working Group dan Engagement Group G20 terkait isu strategis sesuai dengan kondisi terkini dan ke depan dalam pengembangan kepariwisataan,” kata Sandiaga.

Selain itu juga mempertajam kerangka kerja yang implementatif secara terukur melalui partisipasi publik terhadap G20.

Sandiaga mengatakan keketuaan Indonesia di G20 tahun ini harus menjadi momentum yang sebaiknya dimanfaatkan secara maksimal untuk terus mendorong kebangkitan sektor pariwisata sehingga dapat mendukung kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja.

“Saat ini kita semua terus bergotong-royong untuk mendorong pemulihan dari krisis akibat pandemi. Untuk mencapai pemulihan tersebut, pariwisata menjadi salah satu pilar yang memiliki peranan sangat penting. Keketuaan Indonesia di G20 tahun ini menjadi momentum yang perlu kita manfaatkan untuk terus mendorong kebangkitan sektor pariwisata,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Melalui Presidensi G20 tahun ini, Indonesia berkomitmen untuk terus menggalang kolaborasi dengan negara-negara anggota G20 untuk mewujudkan pariwisata yang lebih inklusif dan tangguh melalui penyusunan panduan strategis “Bali Guidelines on Strengthening Communities and MSMEs as Tourism Transformation Agents – A People Centered Recovery”.

Panduan tersebut berpedoman pada lima pilar utama yaitu; sumber daya manusia; inovasi, digitalisasi dan ekonomi kreatif; pemberdayaan perempuan dan pemuda; aksi di bidang perubahan iklim, konservasi, keanekaragaman hayati dan ekonomi sirkular; juga kebijakan, tata kelola, dan kerangka investasi.

Sandiaga berharap dalam pelaksanaan seminar ini pembicara dan praktisi dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk memperkaya proses penyusunan Bali Guidelines dan mengharapkan dukungan serta keterlibatan semua pihak termasuk para pemangku kepentingan untuk berkomitmen, bersinergi, dan berperan aktif dalam pemulihan ekonomi Indonesia.

Hal senada disampaikan Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sestama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani. Ia mengharapkan seminar nasional ini semakin mampu meningkatkan semangat kebangkitan dan optimisme dalam rangka menyambut rangkaian penyelenggaraan The 2nd Tourism Working Group Meeting G20, Tourism Ministerial Meeting G20, dan perayaan World Tourism Day pada September 2022.

“Pemulihan pariwisata ini ditujukan tidak hanya terbatas bagi negara-negara anggota G20 tetapi juga untuk seluruh dunia,” ujar Ni Wayan Giri Adnyani.

Saat ini, kata Giri, Kemenparekraf sedang menunggu feedback dari negara anggota dan undangan terhadap Bali Guideline. Nantinya saran dan rekomendasi dari semua delegasi akan dipertimbangkan dalam proses penyempurnaan Bali Guideline.

“Pembahasan pada Tourism Working Group kedua nanti adalah finalisasi G20 Bali Guidelines dan penyusunan komunike antara Menteri Pariwisata di Bali yang akan diadopsi pada Tourism Ministerial Meeting G20 pada 26 September 2022,” kata Giri.

Sementara Plt. Deputi Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baprekraf yang juga Staf Ahli Menparekraf bidang Pengembangan Berkelanjutan dan Konservasi Frans Teguh menyampaikan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan draf pertama dari Komunike Menteri yang akan didistribusikan menjelang pertemuan Tourism Working Group kedua di Bali.

“Dokumen ini akan menjadi hasil yang ingin kami bahas dan dukung dalam Tourism Working Group kedua nanti. Pada tingkat nasional, kami telah melakukan serangkaian webinar untuk memperkaya perspektif kami tentang diskusi di pertemuan Tourism Working Group yang pertama dan kami berencana untuk melakukan lebih banyak webinar lainnya bahkan dengan organisasi internasional, sebelum pertemuan Tourism Working Group kedua termasuk yang saat ini sedang dilaksanakan,” ujar Frans Teguh.

Seminar sendiri menghadirkan lima orang narasumber, yakni Wakil Ketua Bali Tourism Board I Nyoman Astama; Co-Founder Traveloka, Albert; Policy Analyst/Lead Economist UN Women, Poppy Ismalina; CEO Jejak.in, Arfan Arlanda; serta Founder Foreign Policy Community of Indonesia, Dino Patti Djalal.

Kelima narasumber membawakan topik yang kaitannya dengan 5 pilar aksi dalam Bali Guideline dengan berbagi pandangan dan pengalaman serta praktik terbaik yang mereka lakukan dalam usaha memulihkan perekonomian melalui sektor parekraf. Mulai dari pemberdayaan perempuan, inovasi digital, peningkatan SDM, climate action dan kebijakan dalam kerangka kerja sama multilateral.

Para narasumber sepakat bahwa inovasi digital menjadi salah satu solusi terbaik dalam upaya mendukung capaian pemulihan ekonomi di sektor parekraf.

“Digitalisasi merupakan solusi bagi para perempuan agar dapat beraktivitas sambil melakukan kegiatan domestiknya. Perlu adanya pelatihan dan capacity building yang meningkatkan kemampuan perempuan dalam menggunakan teknologi,”  kata Policy Analyst/Lead Economist UN Women, Poppy Ismalina.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close