BIMATA.ID, Jakarta- Beberapa harga komoditas bahan pangan pokok masih melambung tinggi menjelang akhir tahun 2021. Salah satunya harga cabai yang hari ini tembus diatas Rp130 ribu. Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menyebut, karena selama ini pemerintah tidak memiliki grand design yang baik terhadap makanan pokok.
“Kenaikan cabai terjadi tiap tahun. Rp100 ribu lebih tahun lalu dan sebelumnya Rp100 ribu. Karena kita ngga punya grand design yang baik,” kata Mansuri, Rabu (29/12/21).
Menurutnya, faktor yang mempengaruhi kenaikan harga cabai adalah faktor iklim dan permintaan yang naik seiring dengan momentum hari raya tahunan.
Dia menilai, pemerintah sebaiknya dapat melakukan pencegahan lonjakan harga dengan beberapa strategi. Sebab, pemicu kenaikan harga dapat di analisa dari kedua faktor tersebut.
Pemerintah harus memiliki wilayah produksi untuk pengadaan cabai. Selama ini, wilayah produsen komoditas tersebut berada di daerah Ngajuk, Lumajang, Banyuwangi.
“Harus ada alternatif untuk mempersiapkan (tingginya permintaan) cabe rawit merah,” tuturnya.
Jika memiliki wilayah produksi selain daerah tersebut, maka harga cabai dapat terus terjaga saat momentum hari raya tahunan.
“Kalau kita punya wilayah produksi kita punya asumsi permintaan maka harusnya kita bisa lakukan kebutuhan untuk natal segini sekian ratus ribu ton kira ambil dari sini sini. Kalau nggak cukup kita ambil dari luar Jawa, Lampung, Sumbar, ini contohnya,” jelasnya.
(ZBP)
