Umum

Resmikan Embung Pangkalan, Novita Wijayanti Harap Ribuan Jiwa di Cilacap Bebas Krisis Air

BIMATA.ID, Jakarta — Harapan warga Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah untuk memperoleh suplai air bersih makin dekat dengan kenyataan setelah diresmikannya Embung Pangkalan, Minggu (26/9/2021).

Embung yang dibangun di aliran Sungai Pangkalan itu diproyeksikan menjadi penyuplai air bersih untuk warga, menopang kebutuhan air di lahan pertanian, serta pengendali banjir.

Peresmian dilakukan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Hj. Novita Wijayanti, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, Bambang Hidayah dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, David Ishak Aryadi. Peresmian embung ini juga dihadiri oleh Satker di Kementerian PUPR dan pejabat Pemkab Cilacap.

Anggota DPR Dapil Jawa Tengah VIII, dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Hj Novita Wijayanti mengatakan pembangunan embung ini merupakan usulan masyarakat melalui kepala desa. Diketahui, wilayah Tayem Timur rawan bencana kekeringan. Warga kerap mengalami krisis air bersih karena sumur mengering. Total anggaran pembangunan embung ini mencapai Rp5,8 miliar.

“Selain untuk mengantisipasi krisis air bersih, dia juga berharap embung ini dikembangkan untuk berbagai kegiatan produktif lainnya. Misalnya, pariwisata, olahraga dan hiburan lainnya serta hal yang utama adalah kita berharap yang dulunya kekeurangan air bersih kini tidak lagi dengan hadirnya embun ini,”kata Novita melalui keterangan tertulisnya, Senin, (27/9/2021).

Sementara Kepala BBWS Citanduy, Bambang Hidayah mengatakan embung ini berkapasitas 20.300 meter kubik lebih dan mampu menyuplai air sebanyak 6,3 liter per detik. Dengan jumlah itu, diperkirakan sebanyak 4.000 jiwa bisa teraliri air bersih.

Selain itu, embung ini juga akan digunakan sebagai irigasi untuk lahan pertanian. Namun, diperlukan pembangunan lanjutan untuk menyalurkan air dari embung menuju lahan pertanian. Diperkirakan sebanyak 50 hektare sawah akan teraliri irigasi.

“Untuk irigasi. Air domestik yang dibutuhkan bisa untuk 4.000 jiwa. Irigasi belum lengkap untuk sarana prasarana untuk irigasinya. Sementara masih melalui air baku,” ungkapnya

Anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah, David Ishak Aryadi menyoroti dampak positif keberadaan embung untuk sektor pertanian. Dia yakin, keberadaan embung ini akan membuat lahan pertanian di Tayem Timur yang selama ini mengandalkan air hujan bisa lebih produktif. Diperkirakan embung ini bisa mengairi sekitar 50 hektare sawah.

“Sederhananya, musim tanam kedua lahan pertanian tidak kekurangan air. Tentu nanti lebih produktif,” kata David.

Menurut David, pertanian juga menjadi titik penting untuk meningkatkan produktivitas di masa pandemi. Terlebih, Cilacap telah mendapatkan penghargaan bidang pertanian atau Abdi Bakti Tani Tahun 2021. Cilacap terpilih menjadi kabupaten dengan tingkat produktivitas tertinggi bidang pertanian dibanding kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

“Bagaimana ini menjadi tanggung jawab semuanya. Harus didorong agar produktivitasnya terjaga bahkan ditingkatkan,” ujar dia.

Dalam peresmian tersebut, dilakukan penanaman pohon buah dan peneduh untuk lahan terbuka di sekitar embung. Di antaranya, durian, mangga, pucuk merah, dan palem. Dilakukan pula penebaran ribuan benih ikan untuk menjaga ekosistem perairan.

(****)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close