BeritaHeadlinePolitikRegionalUmum

Petinggi Gerindra Ngaji di Rembang

BIMATA.ID, Rembang- Wakil Ketua MPR sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani bersilaturahmi ke kediaman Kiai Haji Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha.

Kehadiran Muzani di kediaman Gus Baha juga didampingi sejumlah Anggota Fraksi Gerindra di DPR RI, dari daerah pemilihan Jawa Tengah seperti Mohammad Hekal, Prasetyo Hadi, Abdul Wachid, dan Sudewo, serta jajaran pengurus Gerindra lainnya.

Gus Baha awalnya bicara soal politik sebagai seni mengelola kepercayaan publik. Saat ini, kata dia, produk-produk politik lebih baik dibandingkan dengan zaman dulu, apalagi dibandingkan era kerajaan, saat perebutan kekuasaan lewat pertumpahan darah.

Dewasa ini, Gus Baha melanjutkan, politik telah berjalan ke arah yang jauh lebih baik. Misalnya, dia mencontohkan, lepasnya Timor Timur dari Indonesia tidak melalui sebuah peperangan besar, tapi melalui jalan jajak pendapat. Demikian juga dengan pemilihan bupati, wali kota dan gubernur melalui sistem pilkada. Metode ini dianggap lebih baik dibanding dengan zaman dahulu. Meski begitu Gus Baha menyadari, proses politik yang ada sekarang masih belum ideal.

“Kan nggak kebayang dulu (misalnya) Timor Leste keluar dari Indonesia (mekanismenya) lewat duel (atau perang), tapi kan (pada akhirnya) lewat politik, lewat jajak pendapat, begitu juga pemilihan gubernur dan bupati,” imbuh Gus Baha.

Dalam perbincangan yang hangat itu, ada pesan yang disampaikan Gus Baha untuk Gerindra. Apa itu?

Gus Baha mengatakan, politik merupakan suatu hal yang substansial, karena berhubungan dengan kemaslahatan umat. Gus Baha berpesan agar politikus berpolitik dengan amanah, sebab jika tidak, maka yang timbul adalah rasa saling menyalahkan dan curiga. Hal itu berimplikasi pada keterpurukan suatu bangsa.

“Jadi politik itu kembali ke kemaslahatan publik. Istilahnya kamu punya kamar seribu, yang dipakai tidur cuma satu kamar. Kalau punya beras satu ton, yang kamu makan hanya satu liter. Artinya apa, artinya kebutuhannya adalah sama-sama satu piring. Karena kalau proses politik itu tidak dianggap lebih baik atau membaik (sekarang ini), semua orang akan merasa salah terus dan akan saling menyalahkan. Jadi bangsa yang nggak punya ide untuk bikin rumus-rumus (kebijakan yang lebih) baik,” papar Gus Baha.

Merespon hal itu, Ahmad Muzani mengatakan, meski tidak mudah, Partai Gerindra berkomitmen untuk menjalankan politik yang ideal sesuai pesan Gus Baha. Ia pun mengapresiasi pemikiran Gus Baha sebagai seorang ulama yang memiliki pandangan positif terhadap proses politik yang ada di Indonesia.

“Pesan Gus sangat baik, itu memberikan pencerahan kepada kita semua. Sehingga dalam berpolitik, orang-orang yang terlibat di dalamnya menekankan pada prinsip bahwa politik adalah seni untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Sehingga prosesnya semua menjadi enjoy. Kami juga ingin menjalani amanat politik dengan enjoy, serius juga amanah, supaya sampai pada tujuan yaitu kemaslahatan rakyat,” ujar Muzani.

“Alhamdulillah, politik sekarang tidak seperti dulu. Politik saat ini pertarungannya lewat seni mencari daya tarik masyarakat, seni mengelola simpati publik. Saya anggap bahwa ini kondisi yang lebih baik daripada perang darah-darah di kerajaan dulu. Artinya (politik) ini tidak pernah mencapai suatu proses yang ideal, selalu mengalami pergeseran-pergeseran ke arah membaik,” tutup Gus Baha.

(Bagus)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close