EkonomiNasionalPertanian

Kontribusi Sektor Pertanian Dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

BIMATA.ID, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, sektor pertanian memiliki kontribusi yang semakin besar dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Dia meminta sektor pertanian dikembangkan lebih serius oleh lintas kementerian dan lembaga.

Bukan sekadar untuk meningkatkan nilai tukar petani dan kesejahteraan petani, tetapi untuk menghasilkan sebuah lompatan, sehingga sektor pertanian memiliki kontribusi yang semakin besar dalam mengerakkan mesin pertumbuhan ekonomi.

Sektor pertanian terbukti memiliki resiliensi tinggi di tengah hantaman pandemi Covid-19. Nilai Tukar Petani (NTP) Indonesia terus membaik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh tertinggi, sebesar 12,93% secara kuartalan. Sedangkan secara tahunan (year on year), sektor ini tumbuh 0,38%.

Sektor ini juga memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap produk domestik bruto (PDB). Pada kuartal II-2021, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan andil sebesar 14,27% terhadap PDB, di bawah industri pengolahan sebesar 19,29%. Sedangkan untuk ekspor pertanian sepanjang 2020 mencapai Rp 451,80 triliun atau naik 15,79% (yoy) dan pada Januari-Juli 2021 telah mencapai Rp 282,86 triliun atau naik 14,05% (yoy).

Persoalannya adalah secara umum kondisi petani masih sangat memprihatinkan dan memiliki sejumlah kelemahan. Selain kepemilikan lahan yang rendah, petani selama ini dihimpit berbagai persoalan struktural. Antara lain, harga sarana produksi yang kian tak terjangkau, minim insentif pemerintah, harga kerap anjlok saat panen raya dan kelemahan penanganan pasca-panen.

Petani juga menghadapi keterbatasan modal dan rendahnya akses ke sumber pembiayaan. Sektor pertanian yang dianggap berisiko kerap dihindari oleh perbankan. Lemahnya kemampuan pemasaran petani juga membuat mereka menjadi bulan-bulanan para tengkulak serta menjadi korban mafia produk pertanian.

Karena itu, ada beberapa solusi untuk membantu persoalan yang dihadapi petani. Diantaranya adalah memperkuat pendampingan bagi petani dalam pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas petani serta pemasaran, sehingga dapat memotong panjangnya mata rantai pemasaran produk-produk pertanian.

Dalam hal pembiayaan, kredit usaha rakyat (KUR) terbukti sangat membantu para petani, peternak, dan nelayan. Skema penyaluran KUR pertanian perlu diperluas untuk berbagai aspek yang dapat menaikkan nilai tambah. Persyaratannya perlu dipermudah tanpa mengorbankan aspek kehati-hatian.

Tahun ini, kuota KUR pertanian ditetapkan sebesar Rp 70 triliun dari total KUR nasional sebesar Rp 253 triliun. Jumlah itu perlu ditingkatkan untuk mendorong kenaikan produktivitas petani.

 

(ZBP)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close