Energi

Kerjasama Konsorsium Korporasi Migas Dunia dan Pertamina Akan Bangun Kilang

BIMATA.ID, Jakarta- Perusahaan energi yakni Litasco SA-Luk Oil dan Energen Global DMCC serta perusahaan nasional dalam bendera Satria Group menyatakan minatnya untuk melakukan investasi di proyek yang tengah dikerjakan Pertamina di Indonesia. Salah satunya adalah investasi untuk membangun kilang minyak.

“Menurut info yang kami dapatkan, Pertamina telah membatalkan kontrak kerja sama dengan salah satu perusahaan global untuk pengembangan kilang baru (Grass Root Refinery) Bontang Kalimantan Timur. Untuk itu, kami bersedia menjajaki kemungkinan menggantikan posisi mitra Pertamina sebelumnya tersebut,”kata Country Representative Energen Bayu Kristanto.

Bayu mengatakan, Indonesia sangat rawan krisis energi. Dengan cadangan yang jumlahnya relatif kecil membuat Indonesia harus membeli crude atau produk kilang dalam jumlah besar. “Dan dengan kapasitas kilang yang terbatas, tentu saja kita tidak bisa membeli minyak banyak dengan memanfaatkan harga minyak yang rendah seperti kondisi saat ini. Dengan begitu pembangunan kilang baru sangat urgent, selain dapat memanfaatkan pada saat harga minyak rendah juga untuk ketahanan stock nasional,” jelasnya.

Dia mengingatkan bahwa Litasco dan Energen bukanlah pemain baru di bidang energi. Langkah dua perusahaan besar itu sudah sangat dikenal pelaku bisnis energi di seluruh dunia. Litasco bahkan memiliki kantor di Singapura, yang artinya Litasco sangat mengerti betul persoalan pembangunan kilang minyak Indonesia.

“Kapasitas pengolahan minyak di kilang Indonesia saat ini baru 1 juta barel per hari dengan produksi BBM hanya sekitar 650 boepd. Angka ini tidak cukup memenuhi kebutuhan nasional sekitar 1,4 Juta barel per hari. Untuk itu Konsorsium siap bekerja sama dengan Pertamina untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tentunya dengan target harga produk kilang yang lebih efesien jika diberikan kepercayaan Pertamina dan pemerintah Indonesia,” tuturnya,

Investor, lanjut Bayu, tentu saja mamahami bahwa market paling besar berada di Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Barat (Jabar) atau Pulau Jawa. Akan tetapi investor tetap berupaya memahami dan mempelajari rencana lokasi pembangunan kilang yang telah dipelajari oleh Pertamina dan Pemerintah Indonesia. “Yang pasti investor akan menjalankan seluruh kepercayaan yang diberikan Pertamina dan Pemerintah Indonesia secara profesional.

Bagaimana kebutuhan kedua belah pihak terpenuhi secara baik,” ujarnya. Bayu memastikan bisnis yang dijalankan konsorsium ini mengoptimalkan pendanaan dengan sistem sharing atau saling kerja sama. Baik itu mengikutsertakan sindikasi jaringan perbankan nasional, yakni melalui bank plat merah seperti BNI, BRI, Mandiri, dan BTN yang bisa turut serta, begitu pun dengan bank swasta seperti BCA dan bank-bank besar lainnya. “Litasco dan Energen juga akan menggunakan kekuatan jaringan internasional yang mereka miliki untuk bekerjasama dengan pemerintah Indonesia, khususnya Pertamina,” tuturnya.

Bayu menjamin jika Pertamina dan Pemerintah Indonesia memberikan ruang bagi konsorsium untuk turut serta berperan memenuhi kebutuhan minyak nasional maka Indonesia tidak perlu lagi melakukan impor atau mengurangi impor seperti yang dikeluhkan presiden. Bayu berharap Refinery Investment Principle Agreement (RIPA) antara konsorsium dan Pertamina bisa segera terwujud. Ia menjamin akan memaksimalkan penggunaan kekuatan dalam negeri. Apakah itu sember daya manusia maupun sumber daya lainnya.

“Satria Grup dan Pertamina pasti sangat paham dan mengerti bagaimana menggunakan tenaga-tenaga lokal potensial ketimbang tenaga dari negera lain. Saya percaya Satria Grup akan melakukan business as usual proyek besar ini,” ucap Bayu.

 

Sumber :Investor[dot]id
Editor :ZBP

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close