BIMATA.ID, Jakarta- Peluang PKS untuk bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran diprediksi tidak akan semulus partai-partai lain ketika hendak menyatakan diri bergabung dengan ke dalam koalisi partai pendukung Prabowo-Gibran yang dinilai karena beberapa faktor. Demikian dikatakan pengamat politik Jajat Nurjaman.
Pertama, hadirnya partai Gelora yang sejak awal menjadi koalisi Prabowo-Gibran akan menjadi salah satu momok paling besar yang menolak, dimana diketahui Partai Gelora merupakan pecahan dari para pendukung PKS sebelumnya, namun demikian Partai Gelora sangat disayangkan gagal mendapat syarat minimal ambang batas parliamentary threshold sebesar 4 persen.
BACA JUGA: Sandiaga Sebut PPP Dukung Penuh Kabinet Prabowo-Gibran
Kedua, PKS memiliki pendukung yang dikenal cukup fanatik, dan sering di cap sebagai partai yang di dukung oleh kelompok Islam garis keras, bahkan sering di isukan menggunakan politik identitas untuk menaikan elektabiltasnya, hal ini juga dianggap berpotensi timbulnya perpecahan, namun meskipun demikian secara politik PKS dinilai sukses seiring dengan bertambahnya kursi PKS di parlemen.
Terakhir, terlepas dari bagaimana permasalah internal PKS dan para pihak yang meragukanya, namun patut diakui PKS dan Gerindra sama-sama memiliki hubungan masa lalu yang cukup harmonis dengan pak Prabowo, karena suka atau tidak dengan menerima PKS maka akan dapat meminimalisir kegaduhan politik kedepan, akan tetapi jika tidak jadi bergabung dalam koalisi pemerintah, kehadiran PKS sebagai oposisi juga diharapkan akan memberi warna tersendiri bersama partai oposisi lainnya.
BACA JUGA: Sufmi Dasco Pastikan Prabowo Akan Tuntaskan Tugasnya Sebagai Menhan