BeritaKesehatanNasionalPolitikRegional

Rahmad Handoyo: Gelombang Protes terhadap Wolbachia Picu Keresahan dan Ketakutan di Masyarakat

BIMATA.ID, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, mengekspresikan keprihatinannya terhadap gelombang protes yang dinilai berlebihan terhadap niat baik pemerintah dalam menerapkan inovasi teknologi Wolbachia guna mengatasi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Politisi dari PDI-Perjuangan ini meyakini bahwa kelanjutan perdebatan pro dan kontra terkait kebijakan Wolbachia berpotensi merugikan masyarakat. Menurutnya, kebingungan masyarakat disebabkan oleh informasi yang simpang siur dan tidak komprehensif terkait Wolbachia.

“Belakangan ini, informasi mengenai Wolbachia menjadi simpang siur di masyarakat. Hoaks-hoaks mengenai Wolbachia muncul di ruang publik, menciptakan kekhawatiran dan ketakutan. Beberapa mengklaim bahwa Wolbachia adalah jentik nyamuk yang disengaja diimpor untuk merusak kesehatan masyarakat. Pendapat semacam itu sebenarnya tidak masuk akal, namun informasi yang tidak didukung oleh fakta dan data tetap dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan di masyarakat,” ujar Handoyo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Baca Juga : Prabowo-Gibran Jawab Akurat Pertanyaan Najwa Shihab Soal Seberapa Saling Kenal

Handoyo juga mengakui bahwa beberapa pihak yang menolak Wolbachia mungkin memiliki niat baik untuk melindungi kesehatan masyarakat. Namun, karena informasi yang kurang utuh dan cenderung menyerang kebijakan pemerintah, hal ini justru menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat.

“Ikhtiar pemerintah menerapkan inovasi teknologi modern seperti Wolbachia untuk mengurangi penyebaran DBD seharusnya dihargai. Namun, perlu kehati-hatian dalam menyebarkan informasi dan edukasi agar tidak menimbulkan kebingungan. Pemerintah harus mengambil alih kebijakan ini dan memberikan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan,” tambah Handoyo.

Dalam menghadapi ketidakpastian ini, Handoyo mengajak semua pihak, termasuk pemerintah, untuk bersikap hati-hati terutama dalam menyampaikan pernyataan, terutama melalui media sosial. Dia menekankan bahwa kebijakan pemerintah didasarkan pada penelitian dan keilmuan yang mendalam.

“Langkah-langkah penerapan Wolbachia untuk memberantas DBD sudah diterapkan di berbagai negara, dan Indonesia telah melakukan langkah-langkah penelitian. Namun, pemerintah perlu menggunakan prinsip kehati-hatian dalam menyampaikan informasi agar tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan,” tegas Handoyo.

Cek Juga : Ajak Anak Muda Gunakan Hak Pilih, Prabowo: Nasib Anda Ditentukan Beberapa Menit di TPS

Selain itu, Handoyo menyarankan agar semua pihak, termasuk pemerintah, duduk bersama untuk meredakan perdebatan ini dan menghindari penyebaran kegundahan yang semakin meluas. Dia mengingatkan bahwa kekhawatiran yang berlebihan, meskipun dilandasi niat baik, dapat menjadi kontraproduktif.

“Kita perlu duduk bersama untuk meredakan pro dan kontra ini. Jangan biarkan kegundahan ini semakin meluas. Pemerintah harus mengambil peran lebih aktif dalam mensosialisasikan kebijakan ini kepada para pemangku kepentingan. Komunikasi yang efektif berdasarkan data keilmuan dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat,” kata Handoyo.

Handoyo juga mengungkapkan fakta baru terkait dampak kesimpangsiuran informasi, dengan beberapa daerah menolak penyebaran telur nyamuk Wolbachia, seperti yang terjadi di Bali.

Simak Juga : Prabowo Beri Kado Bantal Kucing ke Anies, Helm Sepeda ke Ganjar

Rumor yang menyebutkan Wolbachia sebagai ‘ancaman kesehatan global’ dan terkait dengan proyek vaksin oleh Bill Gates juga dibantah oleh Handoyo.

Dia menekankan bahwa penerapan teknologi Wolbachia oleh pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, bertujuan untuk menurunkan penyebaran DBD di Indonesia.

Wolbachia telah terbukti efektif dalam pengendalian dengue di berbagai negara, dan Indonesia telah menjalankan program pilot di lima kota.

Handoyo mengakhiri pernyataannya dengan mengingatkan pentingnya menggunakan asas kehati-hatian dalam menyebarkan informasi agar tidak menimbulkan kecemasan di masyarakat.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close