BeritaInovasiInternasionalKesehatanOpiniUmum

PUPR dan USAID Lanjutkan Kolaborasi di Sektor Air Bersih dan Sanitasi

BIMATA.ID JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah, menerima kunjungan dari USAID Mission Director Indonesia Jeffery Cohen dan Director Environment Office USAID Indonesia Brian Dusza di Kantor Pusat Kementerian PUPR, Jumat (15/09/2023). Kunjungan tersebut dalam rangka memperkuat kerja sama dan kolaborasi antara kedua negara dalam mengatasi permasalahan di bidang air minum, sanitasi, dan solid waste management (pengelolaan limbah padat).

Kerja sama antara USAID dan Kementerian PUPR yang dilaksanakan melalui Indonesia Urban Resilient Water, Sanitation, and Hygiene (IUWASH Tangguh) dengan anggaran sebesar USD 44.131.108, telah berperan penting dalam mendukung upaya Indonesia untuk meningkatkan akses terhadap air bersih, sanitasi, dan manajemen kebersihan, khususnya di daerah perkotaan yang rentan. Melalui program ini, USAID dan Kementerian PUPR juga telah memperkuat tata kelola dan pembiayaan di sektor air, sanitasi, dan pengelolaan sumber daya air.

“Kerja sama yang telah terjalin sangat baik. Karena sebagaimana yang kita ketahui, ketersediaan air bersih dan sanitasi yang layak dapat mengurangi stunting,” kata Menteri Basuki.

Dalam mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan beberapa langkah yang signifikan melalui program penyediaan air bersih perkotaan dan pedesaan. Tercatat, saat ini akses air bersih telah mencapai 90%, sementara sanitasi mencapai sekitar 80%. Pencapaian ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk memastikan lingkungan yang lebih sehat dan bersih.

Pada pertemuan ini, Menteri Basuki dan delegasi USAID juga membahas mengenai progres pengembangan infrastruktur di IKN Nusantara. Terutama di sektor penyediaan air baku.

“Untuk kebutuhan IKN Nusantara, kami membutuhkan water resource yang baru. Sehingga, Kementerian PUPR telah membangun Bendungan Sepaku Semoi untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 2.500 liter/detik dan Intake Sungai Sepaku dengan kapasitas 3.000 liter/ detik,” jelas Menteri Basuki.

Menanggapi isu perubahan iklim yang berdampak pada ketersediaan air, kondisi sungai dan sanitasi dengan penekanan khusus pada ketahanan air, Menteri Basuki menerangkan kepada para delegasi USAID bahwa Kementerian PUPR telah melakukan berbagai upaya untuk memitigasi dampak perubahan iklim tersebut.

“Indonesia memiliki sekitar 300 bendungan. Dan dalam 10 tahun terakhir ini, kami telah membangun 61 bendungan. Untuk mengatasi dampak perubahan iklim, Kementerian PUPR melakukan pengaturan (buka-tutup) terhadap pintu-pintu air di bendungan. Sebelum musim kemarau, kami menutup pintu bendungan. Lalu sebelum musim penghujan, kami membuka pintu bendungan,” terang Menteri Basuki.

USAID Mission Director Indonesia Jeffery Cohen mengapresiasi Kementerian PUPR atas kerja sama yang telah terjalin di bidang air bersih dan sanitasi. Jeffery juga turut mengundang Menteri PUPR untuk turut berpartisipasi dan bekerja sama dalam Platform Sistem Pengelolaan Persampahan yang diinisiasi oleh Bappenas.

“Terima kasih banyak atas kerja sama dan kolaborasi yang sangat baik selama ini. Kami harap kerja sama ini dapat terus berlanjut di masa mendatang. USAID siap mendukung program Kementerian PUPR, baik itu mengenai air bersih, sanitasi, termasuk potensi pengembangan IKN Nusantara,” tandas Jeffery.

(W2)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close