BeritaInternasionalNasionalPeristiwaPolitikUmum

Hadapi Dinamika Global, Indonesia Butuh Pemimpin Independen dan Kreatif Seperti Prabowo

BIMATA.ID, Jakarta- Ketua Umum (Ketum) Komunitas Gerakan Ekonomi Kreatif (GERAK) 08 Revitriyoso Husodo menganalisa, Indonesia membutuhkan kepemimpinan nasional yang tegas, independen, dan kreatif.

Sosok itu, dianggap melekat kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

“Prabowo Subianto adalah figur paling tepat untuk menjadi presiden periode mendatang dengan siapapun wakilnya,” ujar Revitriyoso,, Minggu (24/9).

BACA JUGA: Ngaku Tak Kaget Dicalonkan Jadi Cawapres Prabowo, Budiman Sudjatmiko: 2011 Pernah Ditawari

Aktivis 98 ini menyebut, Prabowo merupakan sosok berkualitas karena menempati rangking tertinggi sebagai mengeri dengan kinerja terbaik versi Indonesia Political Opinion (IPO) dengan skor 81,3 persen.

Kepemimpinannya tegas, dengan berbagai pengalaman diplomasi internasional. Sosok Prabowo, diangggap mampu memimpin Indonesia menghadapi dinamika geopolitik maupun permasalahan krisis multidimensional saat ini.

Bacaannya, situasi geopolitik saat ini membentuk krisis multidimensional ditingkatan regional, nasional hingga internasional. Ketum Yayasan Gerak Persatuan Nasional (GPN) memprediksi sejumlah persoalan akan dihadapi Indonesia ke depan.

Misalnya, pasa Covid-19 dan perang antara Rusia versus Ukraina membuat dunia menghadapi masa ketidakpastian atau uncertain time. Indikatornya, gelaran Komunike Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang berlangsung di Bali 5-7 Oktober 2022 menyatakan dunia menghadapi berbagai krisis. Dari pangan, energi, iklim, hingga mata uang.

BACA JUGA: Ketua Demokrat Riau: Foto Prabowo Segera Terpasang pada Baliho-baliho Kader Demokrat Riau

“Ancaman ini berdampak langsung kepada kondisi tingkat nasional di Indonesia hingga permasalahan lokal di peri kehidupan masyarakat dengan melambungnya harga kebutuhan pokok masyarakat,” ungkapnya.

Gerak 08, sebut Revitriyoso, selain mengklaim Prabowo adalah pemimpin terbaik pasca kepemimpinan Presiden Jokowi, kelompok ini juga memberikan usulan strategi agar tujuan kesejahteraan bersama bisa tercapai.

Pertama, menggelorakan persatuan nasional sebagai modal dasar bagi pembangunan nasional. Persatuan antara rakyat dan negara. Menuju persatuan, wajib meninggalkan gaya politik lama dengan membenturkan agama, suku, dan kelompok masyarakat.

“Menggantikannya dengan berpolitik yang santun dan konstruktif dengan meninggikan adu konsep, adu gagasan, bagi kemaslahatan bersama,” sebutnya.

BACA JUGA: Ketua Demokrat Riau: Foto Prabowo Segera Terpasang pada Baliho-baliho Kader Demokrat Riau

Kedua, membangun industrialisasi nasional dari hulu ke hilir, berbasiskan tenaga kerja yang terdidik dan teknologi maju.

Di hulu, Pemerintah sebaiknya meningkatkan bantuan di tingkatan desa dengan tepat sasaran untuk permodalan usaha produksi, sertifikasi, teknologi dan infrastruktur perekonomian rakyat serta produksi nasional.

“Sementara di hilir, kita harus kreatif menawarkan produk nasional dengan mendatabase produk dan membangun pasar digital seluas mungkin. Selain itu, membangun pasar internasional bagi produksi hulu bekerjasama dengan Kedutaan Besar, ITPC (Indonesian Trade and Promotion Center, KADIN (Kantor Dagang Dan Industri) dan segenap jaringan masyarakat Indonesia di luar neger seperti buruh migran, pelajar dan pelaku usaha,” katanya.

Ketiga, membangun situasi kondusif dalam kehidupan bernegara sehingga sehingga terbangun rasa aman, nyaman dan kebersamaan dengan cara merangkul sertas mengakomodir kepentingan masyarakat seluas mungkin.

BACA JUGA: Miliki Kedekatan Emosional, Prabowo Subianto Bersahabat Dengan Preman Hercules

“Keempat, membangun kekuatan kawasan Asia Tenggara dengan meneruskan hasil kesepakatan KTT ASEAN serta membangun hubungan dengan semua negara dengan posisi setara dan saling menguntungkan,” tutupnya.

 

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close