Sahroni Dorong Polri Lakukan Langkah Konkret Sikapi Ancaman Kejahatan Lintas Negara
BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR RI) Ahmad Sahroni menyoroti digelarnya ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibuka Presiden Joko Widodo secara daring pada beberapa waktu lalu.
Sahroni mendorong Polisi Republik Indonesia (Polri) melakukan langkah konkret menyikapi berbagai ancaman kejahatan lintas negara di ASEAN. Menurutnya, kasus kejahatan lintas negara Asia Tenggara sudah sangat meresahkan.
“Komisi III berharap, Kapolri dapat menjadi aktor utama yang mendorong munculnya langkah-langkah konkret dalam penyelesaian kejahatan di kawasan,” kata Sahroni dikutip dari website resmi DPR RI, Rabu (23/08/3023).
Baca Juga : Pengamat Nilai Langkah Prabowo Akuisisi Jet Tempur F-15 EX Baru dari AS Tepat dan Bijak
Sahroni menilai berbagai kasus lintas negara ASEAN sudah sangat meresahkan dan patut menjadi perhatian. Di antaranya, peredaran narkoba, terorisme, penyelundupan, sampai Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
“Ini semua, kan, juga ranah pekerjaan kepolisian. Jadi, Pak Kapolri harus perjuangkan agar jangan sampai Indonesia jadi sasaran kejahatan dari luar negeri,” ujarnya.
Legislator Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem) ini pun berharap, negara-negara yang hadir dalam AMMTC bisa berkomitmen melakukan pemberantasan TPPO. Sebab, TPPO akan sulit diberantas jika masing-masing negara masih melihat ini dengan tingkat urgensi yang berbeda.
Simak Juga : Prabowo Sukses Nego ke AS untuk Jet Tempur F-15EX Baru, Pengamat: Buah Kegigihan
“Terutama soal TPPO, saya rasa perlu ada kerja sama kuat dari seluruh negara yang hadir, untuk memberantas ini,” jelasnya.
Kemudian dia mengatakan, bahwa berbagai kejahatan lintas negara perlu menjadi perhatian serius. Sahroni melihat, Indonesia kerap dirugikan dengan adanya kejahatan ini. Berbagai aksi penyelundupan dari luar negeri juga telah memicu timbulnya serentetan tindak kejahatan di dalam negeri.
“Indonesia kerap jadi tempat senjata dan narkoba diselundupkan, WNI jadi objek trafficking, jadi sarang teroris. Intinya, Indonesia jadi tempat ‘nyaman’ bagi kriminal internasional. Ujungnya kriminalitas di dalam negeri ikut meningkat. Ini harus kita perjuangkan untuk diberantas. Untuk itu, tentu harus dengan koordinasi yang kuat dengan para mitra dari negara ASEAN,” pungkasnya.