Bimata

Fenomena Prabowo Efek, Elektabilitas Gerindra Naik

BIMATA.ID, Jakarta – Elektabilitas Partai Gerindra dalam survei Litbang Kompas mengalami kenaikan, tertinggi sejak 2015. Gerindra menilai naiknya elektabilitas karena efek Ketum Prabowo Subianto.

“Ya kami mensyukuri hasil survei ini. Mendekati target kami yakni partai peraih suara terbanyak dengan jumlah kursi minimal 22%. Kami melihat Penyebab melambungnya elektabilitas Gerindra ini adalah fenomena Prabowo efek,” kata Ketua DPP Gerindra, Habiburokhman saat dihubungi, Rabu (24/8/2023).

BACA JUGA: Senyum Merekah Mantan Kader PDIP Saat Diskusi dengan Prabowo

Habiburokhman menuturkan tingginya elektabilitas Ketum mereka itu juga menggerakkan elektabilitas Gerindra. Dia mengatakan kader Gerindra akan terus berjuang meningkatkan elektabilitas Prabowo dan juga partai.

“Tingginya elektabilitas Pak Prabowo sebagai capres dengan sertamerta mengerek elektabilitas partai Gerindra ke atas. Kami akan terus bekerja keras menaikkan elektabilitas Gerindra dan tentu saja Pak Prabowo agar bisa mengantarkan beliau menjadi Presiden 2024,” ujarnya.

“Selain itu, sudah beberapa lama ini Pak Prabowo menginstruksikan semua kader untuk turun ke lapisan masyarakat paling bawah untuk menyerap aspirasi, memberikan bantuan dan menyuntikkan semangat,” lanjutnya.

BACA JUGA: Menangkan Prabowo, Pengurus Gerindra Bertemu PBB Jatim

Sebelumnya, Litbang Kompas merilis survei elektabilitas partai politik. Hasilnya, PDI Perjuangan (PDIP) berada di urutan teratas disusul Gerindra dan PKB.

Survei dilakukan secara periodik melalui wawancara tatap muka pada 27 Juli-7 Agustus 2023. Sebanyak 1.364 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.

Tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error kurang lebih 2,65 % dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Jika dibandingkan dengan hasil survei pada Mei 2023, PDIP mengalami kenaikan elektabilitas yang semula 23,3% menjadi 24,4%. Elektabilitas PDIP dikatakan terus merangkak naik.

BACA JUGA: Giring: Deklarasi Ganjar Tak Dianggap, Tapi Heboh Ketika Prabowo Datangi Kantor PSI

Begitu pula dengan Gerindra yang semula 18,6% menjadi 18,9%. Sementara, kenaikan signifikan terjadi pada PKB yang semula 5,5 % menjadi 7,6%. Kenaikan dua parpol itu merupakan capaian tertinggi sejak 2015.

Kondisi berbeda dialami NasDem yang kali ini elektabilitasnya turun tipis 0,4% menjadi 5,9%. Penurunan itu senada dengan menurunnya suara Anies Baswedan.

Berikut hasilnya:

1. PDIP 24,4%
2. Gerindra 18,9%
3. PKB 7,6%
4. Golkar 7,2%
5. Demokrat 7,0%
6. PKS 6,3%
7. NasDem 5,9%
8. PAN 3,4%
9. Perindo 3,4%
10. PPP 1,6%
11. Hanura 0,8%
12. PSI 0,8%
13. Partai Garuda 0,5%
14. Gelora 0,4%
15. Partai Ummat 0,2%
16. PBB 0,1%
17. Partai Buruh 0,1%

BACA JUGA: Kekayaan Adik Prabowo Pernah Masuk 50 Orang Terkaya di Indonesia

Exit mobile version