BeritaEkonomiPertanianRegional

Sulit Mendapatkan Pupuk Bersubsidi, Petani Di Malang Dilatih Buat Pupuk Organik Sendiri

BIMATA.ID, MALANG– Petani di Malang dilatih membuat pupuk organik yakni pupuk yang tersusun dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Harapannya, pupuk organik itu bisa memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Pembuatan pupuk organik itu dilakukan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Pelatihan dilaksanakan sejak Selasa (13/10).

Pelatihan dilakukan demi menjawab keluhan petani di Malang terkait kelangkaan pupuk bersubsidi yang terjadi sejak dua bulan terakhir. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur hadir langsung memberikan pelatihan tersebut.

“Pihak penyuluh dan BPTP Jatim mengatasi keluhan petani atas kelangkaan pupuk kimia subsidi itu. Kami diberikan pelatihan pembuatan pupuk organik ini,” ungkap anggota Kelompok Tani Saribumi I, Petani Karangploso, Cecep Tri Prasetiyo, Kamis (15/10/2020).

Sejumlah bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan pupuk organik adalah bekatul, kapur dan tetes tebu, serta beberapa bahan kain untuk dilakukan fermentasi guna menjadi pupuk organik padat.

Meskipun begitu, butuh waktu dan proses bagi para petani untuk meningalkan pupuk kimia. Saat ini, kata Cecep, adalah masa transisi bagi petani beralih menggunakan pupuk organik di tengah pupuk bersubsidi langka di pasaran.

“Dulu pembelian pupuk subsidi cukup datang ke kios sudah bisa mendapat pupuk yang diinginkan,” terangnya.

Sekarang dengan program Pemerintah, pembeli pupuk bersubsidi harus memiliki Kartu Tani Indonesia (KTI). Program itu dinilai bagus agar distribusi pupuk subsidi sesuai target dan tepat sasaran.

Sayangnya, program itu membuat keberadaan pupuk menghilang di pasaran, dan menjadi langka hingga menyebabkan para petani kebingungan. Cecep berharap penanganan kelangkaan pupuk bersubsidi ini dipercepat agar petani bisa mendapatkan pupuk dan memproduksi sendiri.

Cecep mengatakan apakah produksi pupuk organik itu bisa diterima oleh petani atau tidak, memerlukan waktu dan proses panjang.

“Dilihat nanti hasil tanamannya bagaimana, kalau bagus, kami akan menggunakan pupuk organik ini,” tandas Cecep.

 

(Bagus)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close