BeritaNasionalPolitik

Perangi Covid-19, Menhan Bentuk Komponen Pendukung Bidang Kesehatan

BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto membentuk relawan komponen pendukung (Komduk) pertahanan negara bidang kesehatan untuk percepatan dan penanganan virus corona (Covid-19).

Relawan Komduk akan ditugaskan di RS dr Suyoto Pusat Rehabilitasi (Pusrehab) Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI.

“Penyiapan relawan Komduk pertahanan negara bidang kesehatan ini merupakan salah satu dukungan Kemhan terhadap Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang mensinergikan seluruh komponen nasional baik di pusat maupun di daerah dengan melibatkan seluruh Kementerian atau Lembaga terkait, TNI dan Polri serta melibatkan dukungan dari swasta, Lembaga Sosial dan Perguruan Tinggi juga, termasuk para relawan,” ucap juru bicara (Jubir) Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak, dikutip dari nusabali[dot]com, Senin (4/5/2020).

Antusias masyarakat untuk menjadi relawan Komduk sangat tinggi. Hingga penutupan pendaftaran pada 19 April 2020 terdapat 1.768 orang yang mendaftar lewat online dan 300 orang melalui aplikasi WhatsApp (WA).

“Namun hanya 293 calon relawan yang terpilih,” kata Dahnil.

Calon relawan Komduk terpilih sudah menjalani serangkaian tes kesehatan yang meliputi Covid-19 seperti rapid test, medical check-up, dan kredensialing oleh Komite Medik terkait.

Bidang keahlian relawan Komduk terdiri dari dokter, bidan, perawat, kesehatan masyarakat, nutrisi, analis kesehatan, radiografi, farmasi, dan apoteker. Mereka juga akan mendapatkan bimbingan teknis dan materi terkait Bela Negara.

“Atas kesukarelawanan dan semangat bela negara yang ditunjukkan para anggota Komduk yang terpilih dan akan bertugas di benteng pertahanan negara bidang kesehatan yakni di RS dr Suyoto yang penuh risiko maka Menhan mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas dedikasi, loyalitas, dan kerelaan para anak bangsa tersebut,” ujar Dahnil.

Menhan Prabowo yang menyampaikan amanatnya menekankan bahwa wabah Covid-19 ini adalah ancaman yang sangat berbahaya, bukan saja kepada bangsa dan negara Indonesia tapi seluruh umat manusia di dunia.

“Ini sebetulnya adalah perang, perang melawan musuh yang tidak kelihatan, perang terhadap musuh yang tidak punya ideologi, tidak punya agenda lain selain mengancam keselamatan manusia. Maka dibutuhkan semangat kesemestaan, semangat saling membantu,” tutur Dahnil

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close