BeritaInternasional

Inggris Kaji Ulang Penggunaan Masker Selama Pandemi Virus Corona

BIMATA.ID, Jakarta- Pemerintah Inggris tidak hanya mengkaji lockdown terkait pandemi virus Corona (COVID-19), tetapi juga soal penggunaan masker. Mengutip BBC, Inggris tengah menimbang kemungkinan meminta semua warga Inggris, baik yang sehat maupun tidak, untuk menggunakan masker.

“Kami sudah melihat beberapa data menyakinkan yang menunjukkan bahwa masker lebih membantu seseorang untuk tidak menularkan virus ke orang lain dibandingkan melindungi dirinya dari virus,” ujar penasehat sains Pemerintah Inggris, Sir Patrick Vallance, sebagaimana dikutip dari BBC, Selasa, 14 April 2020.

Kebijakan yang berlaku saat ini, Inggris mengimbau warganya (secara umum) untuk tidak menggunakan masker. Salah satu alasannya, penggunaan masker dikhawatirkan akan memberikan “rasa aman” kepada warga Inggris sehingga mereka merasa bisa berkeliaran sesuka hati.

Alasan lainnya, pemerintah Inggris tidak ingin stok masker berkurang karena masyarakat luas menggunakannya. Menurut mereka, stok masker harus dijaga dan diprioritaskan untuk petugas medis yang menangani pasien virus Corona.

Sebagai perbandingan, di negara lain, kebijakan penggunaan masker telah diperluas. Di Amerika, misalnya, pemerintah sudah merekomendasikan warganya untuk menggunakan masker ketika berpergian. Penyebabnya, kajian terbaru dari CDC menunjukkan bahwa seseorang tetap bisa menularkan virus Corona walaupun dirinya tidak menunjukkan gejala (asymptomatic).

Secara terpisah, utusan khusus Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), David Nabarro, beranggapan bahwa penggunaan masker bisa menjadi norma baru dalam waktu dekat. Hal itu mengingat penularan virus Corona bisa sulit ditebak dan ada banyak pekerjaan di mana pelakunya sulit melakukan physical distancing (menjaga jarak fisik).

“Saat ini, prioritasnya, masker ditujukan untuk para pekerja medis ataupun mereka yang sakit. Namun, di masa depan, masker bisa jadi direkomendasikan untuk mereka yang kerjanya berdekatan dengan orang lain seperti penata rambut,” ujar Nabarro.

Sebagai catatan, per hari ini, Inggris diketahui memiliki 89.750 kasus dan 11.347 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19). Selain itu, kurang lebih 2.099 fasilitas di Inggris diketahui menghadapi wabah virus Corona.

Editor : FID

Tempo

 

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close