Energi

Pemerintah Terus Berupaya Menerapkan Penggunaan Biodiesel Hingga Mencapai B100

BIMATA.ID, Jakarta– Indonesia diyakini  bisa menjadi Uni Emirate kedua jika berhasil menerapkan penggunaan biodiesel mencapai B100 atau 100 %. Indonesia pun tidak akan bergantung lagi pada kurs minyak.

Keyakinan itu disampaikan Komite Teknik Direktorat Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Abdul Rochim. Kendala utama dalam menggunakan bahan bakar biodiesel baik itu B10 hingga B100 adalah dampak negatif pada mesin. Sifatnya yang mudah menyerap air menyebabkan korosi sehingga perlu perawatan ekstra.

Abdul Rochim mengatakan penggunaan biodiesel harus dibarengi dengan penanganan yang benar. Oleh karena itu, pemerintah telah membuat petunjuk pemakaian yang harus diikuti. Biodiesel memiliki keunggulan dapat diperbarui karena merupakan energi terbarukan. Sementara cadangan minyak fosil yang ada di Indonesia pasti bakal habis.

“Sementara populasi manusia makin banyak, produksi makin tinggi. Nah solusinya melalui renewable energi ini,” kata Abdul Rochim di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (27/2/2020).

Abdul mengakui biodiesel lebih mahal. Tidak seperti minyak yang dikeruk dari lapisan tanah dan tinggal dibor, energi ramah lingkungan butuh proses panjang. Akan tetapi produk akhirnya sama. Oleh karena itu, mau tidak mau biodiesel harus diterapkan. Kendalanya adalah belum cocoknya antara biodiesel dengan mesin. Akan tetapi dia yakin nantinya akan ada teknologi yang mengatasi itu.

“Kalau berhasil misalnya sampai B100, kita bisa jadi Uni Emirat Arab kedua. Kita tidak tergantung sama kurs minyak. Sama kaya Brazil. Dia mau krisis [dari luar] tidak peduli. Karena dia punya etanol,” jelas Abdul.

 

Sumber: kalimantanbisnis[dot]com
Editor: Z.B.Permadi

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close