BIMATA.ID, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, pada 2019 nilai investasi di sektor ketenagalistrikan mencapai US$ 12 miliar atau sekitar 165,6 triliun (kurs Rp 13,800 per Dollar AS) yang tidak jauh dengan tahun sebelumnya US$ 11,29 miliar.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menyampaikan, optimis di 2024 nanti Pemerintah akan mengantongi investasi ketenagalistrikan sebesar US$ 39 miliar.
“Pertumbuhan investasi sektor listrik makin lama makin baik. Ini membuat kami yakin mematok angka US$39 miliar dalam lima tahun ke depan,” ujarnya, Kamis (20/2/2020).
Agung juga mengatakan, perubahan pelayanan dari offline ke online dan penyederhanaan perizinan akan menjadi faktor yang kuat untuk membangun kepercayaan investor listrik.
“Ini bukti keseriusan kami menjadikan sektor ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) lebih sederhana memangkas waktu perizinan dan tidak terlalu birokratis sesuai arahan Presiden Jokowi,” katanya.
Selain itu, agung menambahkan, target keseluruhan nilai investasi hingga 2024 mendatang diperoleh secara berkala, dimulai dari 2020 sebesar US$20 miliar. Lalu 2021 US$10 miliar, 2022 US$8 miliar, kemudian pada 2023 US$7 miliar, dan 2024 sebesar US$3 miliar.
“Tahun 2020 ini memang puncaknya. Ini tak lepas dari penyelesaian program 35 ribu MW yang akan beroperasi penuh pada 2029 nanti,” tambahnya.
Agung melanjutkan, total investasi US$39 miliar ini belum termasuk investasi listrik dari energi baru terbarukan (EBT) yang diproyeksikan sekitar US$20 miliar dolar AS pada 5 tahun mendatang. Investasi yang ditargetkan akan didapat dari pembangunan transmisi, gardu induk, dan sejumlah proyek ketenagalistrikan lainnya yang strategis.
“Pada 2024, EBT dikebut guna mendongkrak capaian bauran energi. Ini kesempatan bagus bagi investor yang masuk,” lanjutnya.
Sumber: cnnindonesia.com
Editor: ZBP