BIMATA.ID, Jakarta – Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok seakan tak kapok membuat kegaduhan. Selaku Komisaris Utama PT Pertamina, Ahok mengungkapkan sejumlah aib direksi dan kebijakan perusahaan negara tersebut di kanal youtube. Tak cukup sampai di situ, Ahok juga menyebut kata ‘kadrun’ dalam wawancaranya yang diunggah Senin, 14 September 2020 lalu itu
Menyikapi hal itu, Politisi Partai Gerindra Rachel Maryam menasihati Ahok agar tidak lagi membuat kegaduhan publik. Ia menyarankan sebaiknya mantan Gubernur DKI Jakarta itu fokus membenahi internal Pertamina.
“Sebaiknya Ahok fokus saja dengan tugas dan fungsi sebagai komut pertamina,” kata Rachel Maryam, Kamis (17/9).
Menurut Anggota Komisi II DPR ini, suasana saat ini yang stabil tidak perlu lagi ‘dikompori’ dengan pernyataan yang membuat gaduh.
Perempuan bernama asli Rachel Maryam Sayidina ini juga berharap Ahok tidak lagi memperkeruh suasana dengan melempar kritik di ruang publik, hingga menggunakan diksi yang memecah belah.
“Tidak usah buat statement yang tidak perlu. Apalagi pakai istilah dan julukan yang bisa memicu pecah belah. Keadaan sudah mulai adem jangan dipanasin lagi,” tukas Legislator Dapil Jawa Barat II ini.
Sebelumnya, pada akun sebuah youtube, Ahok menyebut jika dia menjadi Direktur Utama Pertamina, ada masyarakat yang tak senang dan rusuh. Ahok mengistilahkan mereka itu sebagai ‘kadrun’ atau sering diasumsikan singkatan kadal gurun.
“Persoalannya kalau saya jadi dirut, ribut. Kadrun-kadrun mau demo, mau bikin gaduh lagi republik ini,” kata Ahok.
Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam menjelaskan, istilah kadrun muncul setelah Pilkada DKI 2012 hingga Pilpres 2019. Istilah kadrun muncul setelah ‘kampret’ dan ‘cebong’.
Menurut Asvi, istilah-istilah seperti kadrun, cebong, dan kampret, itu bersifat memecah belah. Ini tidak sehat.
“Istilah-istilah tersebut yang memecah belah, mengelompokkan kawan dan lawan yang berkelanjutan,” kata Asvi.