BIMATA.ID, Kalimantan Timur – Bank Indonesia (BI) rekomendasikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) untuk genjot eksplorasi sumber daya alam (SDA) menjadi industri non-ekstraktif guna menopang pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya, Kaltim hanya mengandalkan industri ekstraktif yang berasal dari pertambangan migas, dan batubara, untuk memenuhi pasar dalam negeri dan diekspor ke mancanegara.
Merespon hal itu, Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto menegaskan pentingnya eksplorasi SDA yang mendukung pengembangan ekonomi hijau, dan biru sesuai dengan misi Asta Cita Pemerintahan Presiden RI, Prabowo Subianto.
Baca juga: Presiden Prabowo Akan Pindah ke IKN Nusantara Usai Peran Sebagai Ibu Kota Terpenuhi
Menurutnya, ekonomi hijau merupakan sistem perekonomian rendah karbon, efisien dalam penggunaan sumber daya, dan inklusif secara sosial.
Selain itu, ekonomi hijau dapat membuka peluang lapangan kerja, serta pendapatan yang didorong oleh investasi pemerintah, dan swasta pada kegiatan ekonomi, infrastruktur hingga aset yang memungkinkan pengurangan emisi karbon dan polusi.
Kemudian, ekonomi biru meliputi beberapa sektor yaitu perikanan, akuakultur, pelayaran, energi, pariwisata, dan bioteknologi kelautan.
Lihat juga: Momen Prabowo Keliling Istana Naik Buggy Car Disupiri Mayor Teddy
“Praktik ekonomi biru ini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat tanpa merusak lingkungan,” tutur Budi.
Oleh karena itu,dengan memiliki potensi besar untuk lebih serius lagi meningkatkan eksploitasi SDA laut dunia yang dapat menopang ekonomi biru.
Sebagai informasi, Kaltim memiliki 212 pulau, 43 kecamatan pesisir, 244.437 hektar kawasan mangrove, 105.556,55 hektar luas terumbu karang, dan 13.119 hektar padang lamun.
Simak juga: Swasembada Pangan Prabowo Gibran, Pengamat : Patut Diapresiasi dan didukung Semua Pihak