BIMATA.ID, JAKARTA – Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay mengungkap cerita di balik pembentukan nama ‘Koalisi Indonesia Maju’ yang berisi PAN, PKB, Golkar, Gerindra, dan PBB untuk Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres) di Pilpres 2024.
Saleh menjelaskan, bahwa asal muasal pemberian nama koalisi bermula dari digelarnya pertemuan pendahuluan yang dihadiri para sekjen dan petinggi Gerindra, PKB, Golkar dan PAN di Jakarta.
Menurutnya, pertemuan itu digelar beberapa hari sebelum puncak perayaan HUT ke-25 PAN di Jakarta (28/08/2023).
Baca juga: Head to Head Survei Polstat: Prabowo Subianto 53,5%, Ganjar Pranowo 34,7%
“Jadi waktu kami bertemu beberapa teman-teman lintas partai sebelum ada nama ini, memang kami sudah ingin buat nama baru. ‘Ya udah kita buat nama baru’. Ini [pertemuan] sebelum nama itu dibuat,” ungkap Saleh kepada awak media, Rabu (30/08/2023).
Sambungnya, hal itu menghasilkan salah satu butir kesimpulan rapat untuk membentuk nama baru koalisi baru para parpol pengusung Prabowo.
Namun, dalam pertemuan itu disepakati menyerahkan ke para ketua umum parpol masing-masing untuk memikirkan nama koalisi tersebut.
Lihat juga: Para Ulama Apresiasi Prabowo atas Pelaksanaan Muktamar Sufi Internasional
“Lalu dari situ kami juga coba-coba buat nama. Tapi akhirnya disepakati jangan kita buat nama, tapi lebih pas para ketum yang buat nama. Jadi perwakilan partai sampaikan kesimpulan ini ke ketum masing-masing. Jadi salah satu butir kesepakatan adalah segera ajukan nama koalisi,” jelasnya.
Sekedar informasi, nama itu menggantikan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) ketika Gerindra baru berkoalisi dengan PKB dan mendeklarasikan piagam koalisi di Sentul, Jawa Barat pada pertengahan Agustus 2022.
Untuk diketahui, pada saat itu, Gerindra dan PKB menyetujui beberapa poin kesepakatan usai berkoalisi. Di antaranya mengatur penentuan capres dan cawapres KKIR merupakan kewenangan Prabowo, dan Cak Imin.
Simak juga: Prabowo Jajan Takoyaki di Pasar Grogolan Pekalongan
