Bimata

Program Sosial Bank Indonesia di Banyuwangi

BIMATA.ID, JAKARTA- Bank Indonesia menyalurkan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada dua lembaga di Banyuwangi. Penyaluran pertama diberikan kepada Pondok Pesantren Darussalam Blokagung pada Kamis (7/5). Dan penyaluran kedua diberikan kepada Gapoktan Rukun Tani Desa Segobang, Kecamatan Licin, pada Jumat (8/5).

Penyaluran PSBI kepada Gapoktan Rukun Tani diberikan dalam bentuk mobil Mitsubishi L 300. Pemberian bantuan dalam rangka peningkatan kapabilitas usaha, dan penguatan ketahanan pangan di Banyuwangi. Nantinya dengan bantuan kendaraan ini, diharapkan distribusi bisa lebih efisien, dan menjangkau daerah-daerah yang sebelumnya belum bisa terakses oleh Gapoktan.

Bantuan PSBI kepada Pondok Pesantren Darussalam Blokagung diberikan dalam bentuk mobil Isuzu Traga, dan juga peralatan usaha bakery. Bantuan diberikan dalam rangka peningkatan share usaha syariah di Indonesia melalui penguatan halal value chain industri pengolahan (food) di Pondok Pesantren.

Dengan jumlah santri 6500 orang, peran Pondok Pesantren Darussalam Blokagung sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat dapat meningkat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember, Hestu Wibowo mengatakan, pemberian bantuan ini merupakan bagian dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Program ini rutin dilakukan setiap tahun sebagai kontribusi nyata Bank Indonesia dalam membantu memecahkan masalah sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat. Lebih spesifik, PSBI ini difokuskan pada program peningkatan kapasitas ekonomi.

Bank Indonesia memberikan bantuan Program Sosial Bank Indonesia bidang Peningkatan Kapasitas Ekonomi di Banyuwangi difokuskan kepada Ekonomi Syariah dan Ketahanan Pangan.

“Secara simbolis kedua mobil hasil program PSBI ini telah kami salurkan, mudah-mudahan bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas ekonomi kedua penerima bantuan,” kata Hesti.

BI berkomitmen meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat berfokus kepada ketahanan pangan, pengembangan komoditas ekspor, dan pengembangan ekonomi syariah. Komitmen ini diwujudkan kepada masyarakat dalam bentuk Program Sosial Bank Indonesia, dan bantuan teknis berupa pelatihan dan pendampingan usaha untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. “Dengan menggandeng Gapoktan dan Pondok Pesantren, kami berharap ketahanan pangan bisa terjaga, dan ekonomi syariah bisa berkembang” kata Hestu

Ketua Koperasi Pondok Pesantren Darussalam Blokagung KH Ahmad Munib Syafa’at, LC mengucapkan terimakasih atas penyaluran Program Sosial Bank Indonesia berupa satu mobil Isuzu Traga, dan peralatan usaha bakery. Sebagai sebuah ponpes yang mengelola ribuan santri, maka tanggung jawab untuk memberikan pendidikan yang layak menjadi sebuah prioritas.

“Maka salah satu programnya adalah membangun kemandirian ekonomi pondok pesantren untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Mudah-mudahan bantuan dari BI bisa meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren melalui pengembangan usaha,” kata Munib.

Penerima manfaat PSBI lainnya adalah Gapoktan Rukun Tani Desa Segobang, Kecamatan Licin. Sebuah mobil Mitsubishi Pick up L 300 diberikan oleh Analis Bank Indonesia Jember kepada Ketua Gapoktan Rukun Tani Mahsun, pada Jumat (8/5). Penyerahan simbolis juga disaksikan Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan yang diwakili Kasi Bina Usaha SDM dan Kelembagaan Tanaman Pangan Ir Sudarmadi.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember Hestu Wibowo menjelaskan, bantuan ini dalam rangka Program Sosial Bank Indonesia yang dimaksudkan untuk peningkatan ekonomi UMKM yang dikelola oleh Gapoktan Rukun Tani. Kami berharap bantuan ini bisa dimanfaatkan untuk anggota dalam rangka memotivasi dan meningkatkan kapabilitas usaha yang telah berhasil dilakukan selama ini.

Ketua Gapoktan Rukun Tani Mahsun mengucapkan terima kasih karena Gapoktan Rukun Tani mendapatkan bantuan mobil pickup dari BI. Menurut Mahsun selama ini BI terus mendorong petani binaannya untuk meningkatkan produktivitas. Peningkatan itu dilakukan dengan melaksanakan pelatihan dan lahan percontohan peningkatan produktivitas padi.

Setelah mendapatkan pelatihan tersebut, referensi ilmu pertanian para petani semakin bertambah, bahkan saat ini juga memengaruhi cara tanam. Jika sebelumnya tata cara tanam padi mengikuti cara orang tua secara turun temurun, namun setelah mengikuti aturan tanam pelatihan dengan rekayasa teknologi jajar legowo, maka hasil panen pun berlipat.

“Jika sebelumnya per hektar mampu menghasilkan gabah 5-6 ton sekarang bisa mencapi 7-8 ton, khusus wilayah khayangan bisa mencapai 10 ton per hektar. Dengan kualitas yang bagus,” kata Mahsun.

Gapoktan Rukun Tani juga mengembangkan beras organik. Perkembangan beras organik saat ini cukup baik. Meski baru memiliki lahan 1.5 hektar, namun saat ini produk beras organik ini mampu memenuhi pasar sekitar. “Kami kerjasama juga dengan BUMDes untuk pemasaran beras organik ini,” kata Mahsun.

Hal ini juga dikatakan oleh Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan melalui Kasi Bina Usaha SDM dan Kelembagaan Tanaman Pangan Ir Sudarmadi mengatakan, Gapoktan Rukun Tani dinilai berhasil meningkatkan produktivitas panen padi setelah menjalani pelatihan yang digelar oleh BI dan Dinas Pertanian. Tidak itu saja, beras organik yang dikembangkan sejak tahun 2015 dinilai berhasil dikembangkan, baik dari sisi produktivitas panen maupun dari sisi pemasaran. Bahkan saat ini pengembangan varietas beras organik ini telah mengantongi sertifikat.

“Gapoktan Rukun Tani berhasil mengembangkan beras organik, seperti beras organik putih maupun beras organik merah. Secara pemasaran, gapoktan ini nge link dengan berbagai desa, terutama di BUMDes, mudah mudahan semangat Gapoktan Rukun Tani ini dapat ditiru gapoktan lainnya,” pungkas Sudarmadi.

 

 

Sumber :radarbanyuwangi.jawapos.com

Editor :ZBP

Exit mobile version