BeritaHeadlineKesehatan

Mau Tau Sistem Kerja Virus Corona? Yuks Baca …..

BIMATA.ID, Jakarta – Virus corona atau biasa disebut Covid-19 sama seperti virus-virus lain yang membutuhkan inang, yaitu tubuh manusia untuk membantunya menyebar.

Pada dasarnya, virus adalah sebuah sepotong materi genetik yang tidak dapat melakukan sesuatu dengan sendiri. Oleh karena itu, virus harus menyerang tubuh makhluk hidup untuk dapat berkembang biak. Apabila tidak menyerang tubuh makhluk hidup maka virus akan mati.

Virus tidak sama dengan bakteri karena virus tidak butuh makan, minum, mengeluarkan kotoran, atau beristirahat. Satu-satunya pekerjaan yang dilakukan virus adalah melakukan reproduksi dengan menggandakan diri. Namun, pekerjaan ini dapat dilakukan ketika virus menemukan inang yang tepat.

Jalur penularan utama dari virus corona adalah melalui tetesan. Pasien terinfeksi yang batuk atau bersin mengeluarkan tetesan yang mengandung virus corona. Lalu, virus corona akan masuk ke dalam tubuh orang lain ketika bernafas atau menyentuh permukaan di mana tetesan tersebut menempel, kemudian memegang wajah dengan tangan.

Saat virus corona telah masuk ke dalam tubuh maka dengan cepat akan menuju belakang tenggorokan dan hidung. Lapisan hidung dan tenggorokan disebut sebagai mukosa. Di sinilah virus berbentuk paku ini akan menempel sebelum mulai bekerja.

Ketika mencapai bagian belakang hidung, virus corona akan mengambil alih sel-sel di lorong hidung. Virus corona akan masuk ke dalam dan memprogram ulang untuk berhenti melakukan pekerjaan apapun dan hanya fokus membuat lebih banyak lagi virus corona.

Setelah sel tersebut menghasilkan lebih banyak virus corona dari pada kapasitasnya, maka virus corona pun akan meledak dan menempelkan diri ke sel-sel yang berdekatan. Kemudian menggunakannya sebagai tempat untuk reproduksi dan siklus kembali berulang.

Penghancuran sel-sel di hidung dan tenggorokan akan menyebabkan batuk kering dan sakit tenggorokan. Rasa sakit yang dirasakan adalah tanda bahwa sel berada dalam kesulitan dan sedang dihancurkan.

Tahap selanjutnya adalah demam. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh atau imun telah menyadari adanya benda asing di dalam tubuh. Bahan kimia yang disebut sebagai pirogen pun dilepaskan oleh sistem imun. Zat ini menginstruksikan otak untuk menaikkan suhu tubuh sehingga menyebabkan seseorang mengalami demam tinggi, yaitu sekitar 37,8 derajat celsius atau lebih.

Demam membantu tubuh memicu bagian lain dari sistem kekebalan tubuh untuk mulai bekerja dan juga menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan atau berlawanan dengan virus corona.

Namun, gejala demam, batuk, dan sakit tenggorokan adalah waktu di mana gejala berakhir Dalam waktu 5 hingga 7 hari, kekebalan tubuh akan memberikan respon yang cukup untuk menghancurkan virus corona dan akan pulih.

Akan tetapi, ada sebagian yang sistem imunnya tidak dapat merespon dengan cepat sehingga virus corona akan terus menyebar. Ketika virus corona menggandakan diri dan menginfeksi lebih banyak sel di dalam tubuh maka akan turun menuju paru-paru.

Di sinilah virus corona menyerang sel-sel di paru-paru. Kondisi ini akan membuat paru-paru kesulitan melakukan tugasnya mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Oleh karena itu, paru-paru akan bekerja lebih keras dan akan mengalami sesak napas. Ini yang menyebabkan virus corona dikaitkan dengan kesulitan bernapas.

Saat virus corona menyerang semakin banyak bagian paru-paru maka terjadi peradangan dan mereka mulai dapat mengisinya dengan cairan dan nanah sehingga terjadi pneumonia.

Jika paru-paru terus membengkak dan terisi dengan banyak cairan, pasien mungkin membutuhkan ventilator. Saat itu, ada risiko kematian jika paru-paru tidak mau bekerja.

Hingga sekarang, situasi masih terus berkembang dan kajian tentang virus corona masih terus diperbarui.

Sumber: kompas[dot]com
Editor: MBN

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close