Bimata

Survei Polstat Indonesia, 69 Persen Pemilih Ingin Pilpres 2024 Satu Putaran

BIMATA.ID, Jakarta – Lembaga survei Political Statistic (Polstat) Indonesia merilis hasil survei terbaru elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden sepekan jelang Pemilu 2024.

Salah satu temuan menarik dari survei Polstat kali ini adalah semakin banyaknya warga yang menginginkan Piplres 2024 cukup berlangsung satu putaran saja.

Polstat menanyakan kepada responden, manakah yang lebih Anda setujui, Pilpres 2024 berlangsung satu putaran atau dua putaran, ternyata 69,6% responden lebih setuju jika Pilpres 2024 berlangsung satu putaran saja.

Hanya 19,2% responden yang berharap Pilpres dapat berlangsung dua putaran.

Sementara sebanyak 11,2% mengaku tidak tahu alias tidak memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang disampaikan.

Direktur Riset Polstat Indonesia Apna Permana mengatakan, survei Polstat dilakukan pada 4 – 7 Februari 2024 di seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 34 provinsi.

“Populasi survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang minimal sudah berusia 17 tahun dan memiliki E-KTP,” kata Apna dalam keterangan yang diterima pada Kamis (8/2/2024).

Jumlah sampel sebesar 1200 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic random sampling).

Batas kesalahan (margin of error)+/- 2,83% dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka langsung dengan responden berpedoman kuesioner.

Survei Polstat kali ini dilengkapi dengan analisis media monitoring untuk mengukur perkembangan sentimen publik terhadap para capres sepekan jelang Pemilu 2024.

“Dibandingkan survei Desember 2023, saat ini semakin banyak warga yang menghendaki Pilpres 2024 cukup dilangsungkan satu putaran saja,” katanya.

Pada survei sebelumnya sebanyak 57,4% publik mengharapkan Pilpres 2024 berlangsung satu putaran.

Dalam survei Februari 2024 ini persentase warga yang menginginkan Pilpres 2024 berlangsung satu putaran meningkat signifikan menjadi 69,6%.

Selain demi menghemat anggaran negara dan untuk memberikan kepastian bisnis, alasan lain mengapa warga menolak Pilpres dua putaran adalah untuk mengakhiri kegaduhan politik nasional yang tidak perlu.

[HW]

Exit mobile version