Bimata

TPN Amin: Jagokan Teknologi Buat Dorong Markep Cap Bursa

BIMATA.ID JAKARTA  Menyorot market capital pasar modal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang masih kecil, Timnas Pasangan Capres-cawapres nomor urut satu ini menginginkan agar sektor teknologi bisa mendorong market cap tersebut.

Sekretaris Dewan Pakar Timnas AMIN, Wijayanto Samirin mengatakan perbandingan kapitalisasi pasar modal terhadap PDB di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 48,5%. Capaian ini hanya naik sekitar 8% dari 2016 yang mencatatkan nilai 40%.

Wijayanto menambahkan, pada periode 2015-2016, pasar modal mengalami masa kejayaannya. Ditandai dengan kebijakan pasar modal dengan insentif yang luar biasa dan respektif terhadap investor.

“Ke depan kita akan copy (kebijakan tahun 2016) yang pernah kita miliki, sehingga market cap to GDP ratio akan melejit minimal menyamai negara-negara tetangga kita Malaysia,” kata Widjayanto dalam Dialog Arah Kebijakan Investasi dan Pasar Modal 2024-2029, di Jakarta, Senin, (8/1/2024).

Di sisi lain, Widjaya pun menyayangkan fenomena dominasi pasar saham oleh sektor finansial. Dia menjabarkan, dari 105 emiten sektor finansial, hanya 4 pelaku besar di sektor finansial yang menguasai 70% market Capital, lalu dari 83 pelaku sektor energi hanya dua pelaku besar menguasai 67% market cap.

Sebagai informasi saja, jika melihat dari data BEI per Jumat, (5/1/2024), perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar saat itu dihuni oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp1.169 triliun dengan kontribusi sebesar 9,92%. Lalu, diikuti oleh PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp967 triliun dan kontribusi 8,21%.

Melihat hal itu, Widjaya mengatakan, Anies Muhaimin akan mendorong sektor industri teknologi untuk pasar modal.

“Sektor industri teknologi masih kecil, kalau kita ingin pasar modal kita menjadi pendorong pembangunan maka sektor-sektor masa depan itu harus kita pendorong,” tuturnya.

Di sisi lain, Amin juga mempersiapkan beberapa amunisi untuk mendorong kapitalisasi pasar modal, misalnya kemudahan pajak, kemudahan untuk IPO, kepastian hukum hingga peningkatan literasi dan inklusi.

(W2)

Exit mobile version